YOU ONLY LIFE ONCE

Selasa, 31 Desember 2013

2013 , Thank You

Ini malam tahun baru ya gaes ? yeaay finally halaman ke 356 kita di buku 2013 akan segera ditutup. Gak banyak yang pengen aku ungkapin, tapi ya sekedar sebagai coretan kecil saja.
Well, banyak banget yang sudah terjadi di tahun ini. Air mata, tawa, haru, semua tumpah ruah di tahun ini.
Bersyukur banget masih dikasih kesempatan menikmati segala anugrahNya sampai detik ini. Malam ini , kurang lebih beberapa menit lagi halaman ke 365 will be the end, dan sudah siap diganti dengan buku baru. Tidak ada pesta atau segala tetek-bengek tentang perayaan tahun baru, bagiku ini tidak terlalu penting. Banyak harapan yang aku gantungkan untuk tahun depan. Semoga tahun depan aku masih dikasih kesempatan untuk tetap menikmati semua ini Tuhan.
Flashback sedikit , di Tahun ini banyak yang terjadi. Putus cinta dan patah hati, lalu merasa hampa untuk beberapa saat, dan Tiba-tiba Tuhan mempertemukan kita lagi. Ya kita , aku dan kamu akhirnya menjadi "kita" lagi. Kebetulan ? aku rasa tidak. selama kita percaya akan rencana Nya, tidak ada yang tidak mungkin. Siapa yang bisa menghalangi kalau Dia sudah berkehendak ?
Aku sangat bersyukur Tuhan , sangat. Terimakasih untuk segala nikmatnya, rezekinya, ujiannya, dan segala pendewasaan diri. Aku sadar , tidak seharusnya aku bermain-main lagi. Aku tahu apa yang harus aku lakukan sekarang Tuhan.
Kau ingin melihatku dan My D berjuang lagi kan ? melawan kerasnya kenyataan yang harus kami hadapi.
30 Desember 2013 lalu, menjadi satu titik pijakanmu yang sangat berarti dalam hidupmu sayang. Ya hari itu kamu resmi menjadi seorang Bripda , selamat ya sayaang aku bangga bisa mendampingimu sampai detik ini, menjadi pemeran dalam skenario Tuhan yang ditugaskan menjadi pendampingmu. Bahagia , melihat segala pencapaian dan usaha yang telah kau lakukan di usiamu yang baru menginjak 20tahun 13 Desember lalu.
Aku tidak banyak berharap sayang, aku hanya berharap kita tetap pada komitmen kita. untuk tetap kuat melawan kerasnya cinta jarak jauh, melawan jahatnya rindu yang datangnya tidak pernah bisa diterka.
Hubungan ini masih dan harus terus berlanjut, apapun ujiannya bagaimanapun terjalnya , kita sudah berjanji untuk tetap menjadi satu di tengah ribuan kilometer. Yogyakarta-Jawa Barat itu tak seberapa, Cinta yang sudah 3 tahun berdiam dihatiku, dan aku tak tahu kapan rasa itu akan beranjak. Yang kurasa rasa itu semakin kuat, bukannya tidak pernah lemah, tapi kamu selalu berhasil menguatkanku. Aku sangat bahagia dan bangga bisa mendampingi pria hebat sepertimu, bukan dari seragam hitam dan baret biru tuamu. tapi dari segala usaha dan doamu yang tidak pernah putus sampai akhirnya kau seperti sekarang, dan aku pun akan menjadi wanita yang bisa kau banggakan. Terimakasih, terimakasih telah menjaga hatimu selalu untukku.
Terimakasih untuk semuanya , untuk Tuhan yang telah menyusun skenarionya dengan begitu menawan, untuk keluargaku dan keluarganya , semoga selalu dilindungi oleh Tuhan, dan terakhir untuk kamu , kamu yang selalu berhasil membuatku tertegun mendengar beratnya suaramu, aku mencintaimu sayang.

          Ini waktu masih pendidikan :)))

            My D - Pengasuh - Bang Indra (waktu pelantikan)


Dari wanita yang masih dan akan terus menunggumu kembali
Entah berapa lama waktunya
Percaya, Tuhan telah menyiapkan "Happy Ending" untuk kita
Dear You, Bripda Depri Adhi Prakoso :)

Dewi Putri Lestari :)

Senin, 30 Desember 2013

Tsurhats.

Oke ini mungkin postingan paling jujur yang gue tulis selama  gue ngeblog , bukannya yang kemaren itu boongan , karena kali ini gue pake kata "gue" dan gak pake diksi-diksian lah. Gue lagi bingung aja sama apa yang gue hadapin. Gue ngerasa capek, ngos-ngosan ngejalanin hidup gue, apa gue terlalu ngoyo ? mungkin. apa gue terlalu ambisius ? bisa jadi. apa semua itu ngefek ke kesehatan gue ? ya mungkin.
FYI , Gue itu selalu bingung (selalu loh ya) kalo temen gue nanya "dew , lo sakit apa sih sebenernya?" , Bukan bingung karena apa-apa, karena gue sendiri pun bingung gue sakit apa.
Lo bisa bayangin gak capeknya tiap bulan mesti ke rumah sakit tapi lo sendiri gak pernah tahu lo sakit apa ?
Bosennya minum obat yang bejibun banyaknya tapi lo sendiri gak tau lo itu kenapa ?
LO BISA BAYANGIN GAAAAAAK ????
Ini berawal dari 6/7 tahun silam , saat gue mengalami kecelakaan. gue sih cuek-cuek aja waktu itu, gue pikir ya habis kecelakaan terus sembuh udah deh. Tapi gue salah brooo , dua tahun lalu April 2011 tanda-tanda ada sesuatu yang gak beres sama diri gue, gue pertama kali mimisan, dan mimisannya di sekolah pula , malu-maluin banget -_- , mamah gue langsung panik setengah mati (karena sebelumnya gue sehat-sehat aja), ternyata malemnya gue ambruk guys, gak berangkatlan gue selama 3 hari, nah senin nya gue berngkat sekolah, karena merasa udah sehat jadi gue ikutlah upacara hari senin, lagi khikmad-khikmadnya ikut upacara eh gue malah ngerasa pusing dan akhirnya ambruklah gue , asli setelah sadar gue malu pake banget -_- , gue anggep angin lalu aja , pikir gue "paling juga sakit biasa,kecapekan". setahun kemudian , Februari 2012 pas itu gue lagi kelas 3 SMA , emang sih waktu itu padet banget , ada les, tambahan pelajaran, maklum kegiatan PALING MAINSTREAM menjelang UN . gue ngerasa gak enak badan , pusing dan sebagainya. Kirain cuma kecapekan tapi deeeer semuanya berubah pada suatu pagi di bulan Februari, waktu itu gue udah rapi banget , udah siap berangkat sekolah, tiba-tiba gue pingsan lagi , gak ada angin gak ada ujan gue tumbang begitu aja , paniklah papah mamah gue , akhirnya gak masuk. gue cuma tidur-tiduran doang, tapi makin lama makin gak karuan rasanya , akhirnya ke rumah sakitlah gue ditemani mamah ndud tercinta. Pertama gue ke dokter umum, tapi dokter umum nyaranin untuk ke dokter spesialis saraf. Nah gue bingung lagi , ngapain gue harus ke spesialis saraf, udah gak waras kah gue ? :|
Gue sih sante aja , sampe depan poli saraf , gue langsung merinding. disana dari anak SD sampe usia lanjut ternyata ada yang sakit saraf sampe sebegitunya (you know what I mean). Gue langsung bersyukur banget (dalem ati) gue masih bisa jalan normal pake kaki gue, bisa nampol temen gue pake tangan gue (hehe becanda).
Masuklah gue sama mamah , gue ditanya-tanyain sama dokternya, dokternya baiiiiik banget, ramah, joslah pokoknya, trus gue suruh mangap sama di liat bagian belakang telinga gue (pusat rasa sakit gue), dokternya cuma ngangguk-ngangguk aja, gue kan gak ngerti bahasa isyarat dok -_-. setelah itu dokter cuma bicara empat mata sama mamah gue , gue berusaha nguping tapi gak kedengeran,sial -_-. Habis itu dokter cuma bilang sama gue "Adek jangan kebanyakan pikiran, istirahat yang cukup, olahraga , makan sayuran" gue cuma bales dengan anggukan dan senyuman manis gue, dalem ati "mainstream banget omongan dokternya".
Pulanglah gue , habis itu mulai lah gue minum koleksi obat gue , koleksi ? Iyeee, saking banyaknya. yang bikin gue heran kenapa juga gue disuruh minum obat herbal mencegah kanker juga , asli gue mulai takut, pikiran gue udah kemana-mana, lebay.
gue tanya sama mamah gue, "mah , adek sakit apa sih?" , mamah cuma njawab "gapapa kok , cuma kecapekan, tapi kalo adek ngerasa sakit sedikit aja , adek harus selalu bilang ya" , ngerasa aneh sih sama jawabannya tapi ya gue iyain aja, toh gue juga pengen sembuh, bukan drama kaya di sinetron yang trus nanti gak ada yang tau trus tiba-tiba meninggal aje, naudzubillah.
Setahun berlalu , Maret 2013 , gue udah jadi Mahasiswa tjoooy , 
gue inget banget hari itu Jumat, jam 3 sore, gue bangun tidur, langsung pusing sebelah kepala doang, pusing super hebat, gak cuma itu bagian tubuh sebelah kiri gue , dari ujung kaki kiri-tangan kiri sampe bagian wajah dari hidung sampe dagu semua mati  rasa.mata gue yang minus nya tebel gak bisa buat fokus ngeliat, liat tulisan didinding , eh tulisannya loncat-loncat, buat ngenalin orang sekitar pun gue gakbisa , lo bisa bayangin ? g

Selasa, 12 November 2013

Maaf , Aku Terjebak Nostalgia



Malam ini begitu dingin , menusuk sendi-sendiku. Tiba-tiba ada rasa sesak menyeruak dalam hatiku.Teringat dua tahun lalu , ya dua tahun lalu saat aku masih berseragam putih abu-abu. Pikiranku melayang ke masalalu. Apa abar kamu tuan berwajah jawa batak ? sudah lama sekali rasanya tak mendengar kabar tentangmu. Aku tahu, aku mengerti bahwa bukan kamu yang menjauh kala itu tapi aku ,ya aku. Aku menjauh darimu agar aku tak lagi merasakan saitnya mencintaimu. Aku melupakan bayangmu dengan cara yang cukup jahat , ya dengan berusaha mencintai orang lain. ya walaupun kini aku harus kembai berjalan sendiri , tapi setidaknya kali ini aku sudah cukup dewasa untuk menghadapinya . Kamu tahu aku bukan lagi dewi yang cengeng haha aku yakin kamu tidak percaya. Aku kembali mengingatmu bukan lantas aku galau , tidak. aku sangat berterimakasih kepadamu. 3 tahun yang pernah kita lalui dulu membuatku tahu betapa berharganya sebuah pertemuan . Hal yang jarang sekali bisa kita lakukan setelah kamu mengejar mimpimu di ibukota. Ya malam ini aku menyadari banyak kesalahan yang aku lakukan di masa lalu. aku ini si egois yang gengsi untuk meminta maaf ? ah rasanya sudah tidak ada gunanya lagi aku menyesali apa yang terjadi. Kamu tahu apa yang sedang aku rasakan saat ini ? ya sakit hati , sesakit saat aku meninggalkanmu dulu . Aku yakin kata maaf tak pernah cukup , 3 tahun kita lalui bersama , aku tak pernah mengingat lagi kapan kau buat aku menangis. Bolehkah kali ini aku mengenangmu ? . Salahkah aku kembali membuka memori lamaku tentangmu tuan polisi ? Saat aku melewati jalan pulang yang dulu sering kita lalui , ada satu rasa yang kembali hadir , aku merindukanmu. Mungkin semua yang aku alami akhir-akhir ini adalah balasanku terhadapmu. Dulu aku membutakan dan menulikan suara hatiku , aku melupakanmu dengan cara paling jahat , ya aku berusaha mencintai orang lain. kini orang lain itu pun melakukan hal serupa terhadapku. Awalnya rasa sesak yang luar biasa menghantui hari-hariku. Tapi aku sadar , ternyata dia bukanlah orang yang tepat. aku sudah tahu segalanya tentang dia , sampai detail terkecilnyapun aku tahu. Dia tidak sebaik yang pernah aku temui setahun yang lalu. Masih pantaskah aku mengadu tentang dia terhadapmu ? dia yang membuat aku melupakanmu kala itu. Aku menulis ini tanpa bermaksud apa-apa , akupun tak berani menggantungkan harapan kepada siapapun untuk berusaha mengobati lukaku. Aku berusaha menerima ini semua , karena yakin , Tuhan telah menyiapkan sesosok Pria yang akan berjalan disampingku tanpa perlu aku minta , pria yang tidak pernah bosan berdebat denganku demi kebaikanku, namun saat ini aku tidak ingin membuang waktuku hanya dengan hal-hal seperti itu. Salahkah kala ingatanku kembali pada masa itu , aku bukan orang yang mudah menitipkan hatiku pada seseorang. sulit , sangat sulit untuk aku bisa menemukan yang bisa aku percaya (lagi) untuk menjaga hati ini. Setiap yang pernah hadir dan menjelma menjadi penyebab tawa dan tangisku punya kesan tersendiri , mengenangmu , merindukanmu ? salahkah ? . Maaf untuk segala yang pernah terjadi di masa lalu, kini aku janji, berusaha kembali mengepakkan sayapku , menjadi wanita yang tangguh, menjadi sosok yang lebih baik lagi. Dan maaf , aku kembali terjebak dalam nostalgia cerita lama .

Ditulis 4 Agustus 2013
Dewi Putri Lestari :)

Senin, 11 November 2013

Love Rain

Ditulis hari Minggu 3 November 2013 , 3 Minggu setelah pertemuan (terakhir) kita
 
Hallo selamat berjumpa lagi , kuharap kau tak pernah bosan membaca surat-surat dariku hey tuan dengan baret biru tua , baret biru tua ? ya semalam kau protes padaku dan menjelaskan segala tetek-bengek tentang atributmu. yayaya sekalipun aku masih tak mengerti haha. 
Hari ketiga bulan November di tahun ketiga kita, sudah jadi hal biasa kala bulan-bulan ini ribuan butir air jatuh membasahi kota kita. seperti siang ini atau harus kusebut ini sore ? entahlah,yang jelas hari ini adalah hari terakhir sebelum keberangkatanku kembali ke kota budaya. hujan kembali menyapa kota kita , aku suka , sangat suka. bukankah kau tentu saja sudah paham?
Orang bilang hujan itu biasa, tapi bagi ku tak pernah ada hujan se-magis di kota kita. tak pernah ada yang mengalahkan. terlebih saat ternyata hujan yang mempertemukan kita.
Cerita tentang hujan ini seperti merambat di urat nadiku. seperti membiaskan cerita yang sama juga. Langit masih gelap,rintikan aitpun masih membasahi balkon kamarku ketika aku menuliskan ini. Langit hatiku juga mengikutinya, seakan dua hal yang berjalan beriringan dan tidak ingin melepasnya satu sama lain.

Aku tidak menginginkan hal ini, sore hari yang mendung. Tersiksa hati ketika tidak melihat pelangi. Berharap esok hari pelangi itu hadir kembali, pelangi yang sanggup menampakkan keindahannya untukku. Untuk kita. Ya rasa rindu yang sudah tertumpuk begitu banyaknya entah harus kuapakan. mengatakannya padamu ? ah aku takut kamu bosan mendengarnya. yasudah aku hanya bisa meluapkannya sebagai sebuahn surat untukmu.
Hujan selalu punya cerita tentang kita , hujan menjadi penenang, pun menjadi pengingat rasa kehilangan.
Melihat deretan potret kita dikamar tidurku yang tidak pernah aku lepas sejak dulu, lengkungan mungil diwajahku kembali mekar , rasanya seperti baru kemarin saja yah. Melihat semua potret ini, impuls di otakku kembali menghadirkan sejuta kenangan lama. masih ingat ? kala kamu dengan
Kamu ingat kapan pertama kali kita bertatap muka hey tuan ? ah pasti kau sudah lupa.  yasudah aku tentu paham dengan segala hiruk pikuknya duniamu saat ini. Tiga tahun yang lalu ,hujan pertama kita, sepulang sekolah , dijalan menuju rumahku, rasanya semua begitu manis.
Hujan kadang masih menjadi peran atagonis bagiku , mengapa tidak ?
karena hujan , aku semakin merindumu.
karena hujan , impuls diotakku selalu meresonansikan bayangmu.
Derasnya hujan yang mengguyur kota kita , sederas banyaknya rindu yang mengalir untukmu.
karena hujan pula aku kembali menemukan sosokmu.


Dari seorang wanita pecandu hujan
yang berharap 
tiba-tiba prianya muncul 
ditengah derasnya hujan
membawa setangkai mawar putih 

Dewi Putri Lestari :) 

Kamu Alasanku

Empat bulan lalu , keputusanku kembali pada cinta pertama telah kuambil. Menjatuhkan hati (lagi) untuk kesekian kalinya pada pria yang sekarang dengan baret biru tuanya. Ya , dia hanya seorang pria sederhana yang disempurnakan dengan seragam cokelat tua dengan baret cokelat muda yang kelak ia akan berseragam biru tua pula. entah apa yang terjadi kala itu , semua terjadi begitu saja , aku merindukanmu padahal aku tahu bukan hakku untuk merindukanmu, apalagi mengharap kamu. Tidak aku tidak pernah berpikir sejauh itu.
Tapi mungkin ini yang sering kita sebut "CINTA" . Sama sekali tak mengenal logika dan pilihan lain. Ketika hati berkata "Ya aku cinta dia", tak kuasa hati untuk menolak apa yang diberikan dan diminta olehnya.
Entahlah , apa yang mampu meluluhkan hatiku lagi.
Orang bilang karena seragam cokelatnya ..
Orang bilang karena gagah tegapnya dengan sepatu mengkilatnya ..
Orang bilang karena dia calon abdi negara dengan kharismanya tersendiri ..
Sungguh bukan karena itu semua ! dengan sekali lagi kukatakan,  

Aku mencintainya karena dia bukan sekedar seragam cokelatnya!! Dia pria yang begitu sayang pada mamah dan papahnya. Dia pria yang takut pada Tuhannya. Dia pria yang bertanggung jawab akan cita-cita dan kewajibannya. Dia pria yang pertama kali membuatku jatuh cinta tanpa alasan yang jelas sejak 3 tahun yang lalu. Dan dia teman pria pertama yang menjadi imam sholatku.

Sedih ketika orang lain menganggapku adalam wanita yang gila terhadap abdi negara. Benci saat orang lain mengatakan aku mencintainya karena dia calon abdi negara. Menangis , ketika ada orang yang mencelaku merebutnya hanya karena dia calon abdi negara dan aku tak berani mengadukan kesakitanku padanya. Tapi aku harus menjadi wanita yang tegar. tak boleh menangis meski hati sangat ingin menangis. kututupi segala kesedihanku dengan senyum tulus yang merekah diwajahku ketika kamu mulai menyapaku di layar ponsel. Sangat gembira saat kau menanyakan bagaimana keadaanku , meski telah kutahan rindu ini terlalu lama. 
Kamu tahu tuan ? dibalik senyum manis dan topeng tegar, ada pilu yang bergelayut didalam hatiku saat kita harus kembali terpisah dan aku harus merelakan TURANGGA membawamu kembali ke medan pendidikan.
Aku tidak tahu apa yang membuat aku bisa setegar ini,dan bertahan menjalani kerasnya cinta jarak jauh.
kamu tahu ? alasanku kamu, kamu yang mampu membuatku sabar, tegar, dan menguatkan hatiku bertahan sejauh ini. merajut kembali kisah kita yang hampir 3 tahun kita lalui bersama. Terimakasih atas segala cinta dan kasihmu, aku akan (selalu) menjaga hatimu, cintamu, dan kepercayaanmu. Lanjutkan cita-citamu tuan , aku selalu disini, disini setia menunggumu kembali . Doaku selalu menyertaimu.


Dari wanita yang saat ini sedang berusaha menjadikan hatinya sekuat karang.
yang mencintaimu dan akan selalu mencintaimu sama seperti 3 tahun yang lalu.
Dewi Putri Lestari :)

Minggu, 10 November 2013

Malam Minggu Bukan Milik Kita

Sabtu, 9 Nov 2013
Penat sekali rasanya. kupacu beat hitamku kemanapun aku inginkan. Kuarahkan kearah pusat kota, berkumpul bersama teman-temanku. Ya ramai sekali rasanya, dan baru kuingat ini malam minggu. Yang anak muda sebut, malamnya orang jatuh cinta.  Malam Minggu ? yaaa sepertinya hari itu kedengaran sangat mengasyikkan untuk kebanyakan muda-mudi, apalagi buat mereka yang sudah memiliki pasangan. Bagiku malam minggu atau malam apapun sama saja. "No date,no candle ligth dinner,no hug,no hold hand"
Malam ini harusnya seperti biasa kuterima telfon darimu, tapi jam diponselku sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Belum ada tanda-tanda kehidupan, pesan singkatpun belum nampak dilayar. Sabar dew sabar, kataku dalam hati.Menunggu sabtu dan minggu, sebuah kesempatan indah untuk sekedar berkomunikasi , saling berkabar dan menyapa meski hanya dengan sms, telfon,  Tidak lebih. Meski maksud hati ingin sekali bertemu namun harus kuurungkan keinginanku dan hanya bisa menunggu  akhir tahun. 
Tidak ada semangat diwajahku padahal teman-temanku sudah berusaha membuatku mencair seperti biasa , namun aku tetap saja membisu dengan senyum tipis yang sesekali merekah di wajahku. 
aku merindukanku , aku merindukan sosokmu , ya itu alasanku menjadi seorang pendiam seperti malam ini. kulihat lagi jam di ponselku , ya Tuhan waktu sudah menunjukan pukul 21.32 , aku ingin segera pulang kalau-kalau abangku menelepon . segera aku bergegas pamit pada teman-temanku, kembali ku pacu dengan laju kencang sepeda motorku. Jalanan Yogyakarta semakin malam justru semakin ramai. setelah sampai rumah kosku , segera aku masuk kedalam kamar , bersiap-siap kalau namamu muncul dilayar ponselku. Aku menunggumu sembari membaca novel , ya kebiasaanku. Tersadar waktu sudah hampir menunjukan pukul 22.59 WIB , rasanya mustahil sekali kalau jam segini kamu akan menghubungiku. Ya , sepertinya malam ini kamu belum mendapatkan jatah pesiarmu . yasudah masih ada satu harapanku , hari minggu . Ya semoga esok tidak seperti hari ini. 
Malam Minggu memang bukan milik kita sayang, aku tahu dan mengerti. 


Dewi Putri Lestari :)

Jumat, 01 November 2013

Ini hanya masa lalu

Siapa yang tak silau melihat mu dengan seragam cokelat muda dengan baret cokelat tua yang bertengger di kepalamu meski itu hanya sebuah potret si jejaring sosial?
 Aku saja yang telah menjadi pacarmu, masih saja selalu tertegun dan tersipu seolah kembali jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya. Itulah mungkin yang orang katakan "Abdi negara (apapun itu) selalu punya kharisma nya tersendiri". Ya Tuhan, tapi bagiku kamu masih tetap malaikatku yang memebimbingku berjalan ke arah lurusnya Tuhanku, dan tak membiarkan aku melenceng sedikitpun , kamu selalu mengingatkanku. Tak hanya aku, dulu sebelum kamu menjadi seperti sekarang,saat kita punya jeda di dalam kisah kita, kamu memiliki beberapa perempuan yang sedianya ingin kau jadikan pendampingmu, tapi ternyata kamu terlalu mencintaiku sampai-sampai kamu tidak pernah lupa bayangku , itu katamu di ujung telepon sebuln lalu. Dan sepertinya mereka sangat dan sangat mencintaimu, sampai detik ini bahkan,yah aku tidak tahu tepatnya. Ada seorang yang mungkin membenciku, seperti aku membenci makanan yang bernama pare. Yaaaah hidup itu seni tanpa penghapus bagi seorang wanita. Aku juga wanita, aku tahu perasaan mereka. Mereka masih rindu dan cinta kamu, masih.!! Lalu aku harus diam saja??
aku hanya wanita normal yang punya rasa cemburu.
aku hanya wanita biasa yang tak kuasa menahan amarah ketika mengetahui prianya masih dicintai wanita lain.
Tapi karena aku tahu bahwa kamu tak suka membahas hal yang lalu, maka aku enggan menceritakan ini padamu. aku tahu , aku tak seharusnya bersikap seperti ini, karena aku tahu kamu tak pernah mengecewakanku. Percayalah aku (selalu) mempercayaimu sejak tiga tahun yang lalu.


Dewi Putri Lestari :)

Senin, 28 Oktober 2013

Memori 17




Senja di kota budaya kali ini terasa begitu berbeda. Langit Ingatanku kembali pada setahun yang lalu, saat semua perjuanganku berhasil membawaku menjejakan kaki di kota Yogyakarta. Dari kecil aku aku sudah bercita-cita bekerja menjadi seorang wartawan, awalnya impian itu didukung penuh tapi akhirnya Ibuku tidak setuju dengan alasan kalo aku ini anak perempuan, memangnya kenapa dengan anak perempuan? . Harus kukubur dalam-dalam mimpi itu. Aku punya banyak sekali impian yang ingin aku wujudkan satu per satu. Dari sesuatu yang kecil hingga sesuatu yang besar. Sejak kecil aku di didik di keluarga sederhana nan bersahaja. Aku tidak pernah merasa kekuarangan sampai suatu hari pada masa di titik terendahku. Titik dimana aku merasa aku berada dipaling bawah. Aku mulai memilih program studi di perguruan tinggi yang aku idamkan, kali ini Manajemen pilihanku. tapi Tuhan berkata lain , di penghujung mei 2012 tak ada namaku dideretan mahasiswa baru yang diterima , sedih sih tapi mau bagaimana lagi ? mungkin Tuhan ingin melihat aku berusaha lebih keras lagi. kurang lebih dua minggu sebelum ujian tulis aku kembali mengikuti bimbingan belajar , kali ini aku tidak ingin main-main, aku belajar dengan sungguh-sungguh. Waktupun berjalan dengan cepat, aku mengkuti ujian tulis di Surakarta , ya Surakarta. Kota impianku, kota yang aku pilih menjadi tempatku meraih cita. aku tak sabar menunggu haru pengumuman tiba, karena apa? karena hari itu bertepatan dengan hari ulang tahunku yang ke 17 tahun , yaps my sweet seventeen guys!! . Aku sudah berusaha semaksimal mungkin, bukan cuma usaha lahir aja tapi usaha batin dan pedekate sama yang Diatas pun gaboleh kelewat. Tibalah hari pengumuman itu, 7 Juli 2012. Ucapan selamat dan doa-doa terus mengalir di usiaku yang ke 17. Aku bergegas meraih laptopku dan segera menuju halaman pengumuman. Aku kembali harus menerima kenyataan terberat kala itu, lagi-lagi aku tidak lolos. Aku terdiam, rasanya ingin sekali aku menangis sekencang-kencangnya tapi aku tahan karena saat itu ada Ayah,Ibu, serta keluargaku yang lain. Aku tidak ingin membuat kekecewaan mereka semakin bertambah. Kemudian ayah berkata, “Yasudah gapapa nduk , mungkin belum rejekinya. Gausah disesalin”. Lalu Ibu menambahi “Iya nduk, yang penting kamu belajar terus jangan patah semangat”. Kemudian satu persatu keluargaku meninggalkan kamarku, tinggal aku sendiri dikamar, lalu pintu kamar ku kunci dan kulempar tubuhku di tempat tidur. Rasa kecewa, marah, menyesal, semua bercampur jadi satu, merasuk kedalam jantungku. Aku menangis sejadi-jadinya, rasanya Tuhan tak adil padaku saat itu, Tuhan pilih kasih terhadapku atau Tuhan memang tak sayang denganku? Pikiran macam-macam dan spekulasi-spekulasi bodoh mengalir tentang Tuhan. Sampai akhirnya aku tahu yang aku lakukan itu salah, tidak seharusnya aku menyalahkan Tuhan. Mungkin Tuhan masih ingin melihat aku berjuang, masih ingin mendengar doa-doaku, dan aku yakin Tuhan telah menyiapkan “kado pengganti” yang lebih istimewa. Aku tidak boleh terpuruk,apalagi putus asa, pokoknya aku harus semangat. Aku kembali mengunjungi situs Perguruan Tinggi negeri yang aku inginkan. Pilihanku jatuh pada salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta. Padahal jauh sebelumnya aku tak pernah terbersit sedikitpun untuk memilih kota ini. Dalam masa itu aku tinggal di Surakarta bersama kakakku, jauh dari rumah dan masih menunggu jalur swadana di kampus idamanku dulu , jarak pengumuman dan tes masuk yang akan aku jalani hanya satu hari. Niatnya sih, kalo yang swadana diterima aku akan mengikhlaskan yang di Yogyakarta. Tapi nyatanya lagi-lagi Tuhan ingin melihat aku berusaha “lebih” lagi. Ditemani kakakku , mengejar kereta terakhir ke Yogyakarta. Kali ini semangatku hampir habis, aku tidak belajar sama sekali, aku pasrahkan saja semuanya pada Tuhan. Seminggu berlalu, ada yang berbeda dengan minggu ini, hampir 3 kali aku bermimpi menjadi mahasiswi di Yogyakarta. Ah itu hanya bunga tidur saja. Pagi itu, 21 Juli 2012, aku bangun dengan mata yang masih berat. “Dek, pengumunan kapan?”tanya kakaku. “Hari ini mba tp di web jam 9 tp mungkin di koran udah ada”. Kakakku berhambur keluar kos, entah kemana. Beberapa menit kemudian terdengar kakakku berteriak. “Deeeek deeekk ada namamu disini, bawa nomer pesertanya cepeet”. Ternyata seluruh penghuni kos Tisanda 2 itu sudah berkumpul diruang tengah, kurebut koran ditangan kakakku, segera kucari namaku , dan ya Tuhaaaan aku tidak bisa berucap apa-apa selain bersyukur dan menangis haru. Langsung kuhubungi Ibu Ayah dirumah , kalian tahu ? ayahku menangis , beliau menangis.Ayah yang kaku,disiplin,dan sekarang beliau menangis untukku? Tuhan aku sangat mencintai mereka. detik itu telah membuka mataku, bahwa siapa yang bersungguh sungguh ia akan berhasil.  Terkadang Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan,tapi percayalah Tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan. Dan satu lagi jangan pernah putus asa , sesulit apapun itu teruslah semangat, karena Tuhan akan menghadiahkan sesuatu yang jauh lebih istimewa dari apa yang kita inginkan, mungkin bukan sekarang tapi mungkin di masa depan.

Jumat, 27 September 2013

(Lagi-lagi) Kamu Penyebabnya

Malam semakin larut nan hening saat aku masih saja berkutat dengan mesranya bersama beberapa draf naskah yang masih amburadul. Lagi-lagi aku teringat kejadian yang cukup menyesakkan hati. Aku teringat pengakuanmu kemarin, ya aku percaya dia hanya masalalu. Awalnya memang aku sudah menduga kamu dekat dengannya, sedih mendengarnya tapi aku tidak marah. Karena kala itu aku (sedang) tidak denganmu. Tapi aku cukup lega ketika tahu akhirnya kau tetap memilihku. Setahun tanpa sapa, ternyata kamu masih seperti dulu. kucukupkan galau hatiku akan hal ini. Hal yang menurutmu tidak pantas aku galaukan,memang sejatinya kamu selalu ada untukku, meski saat ini kamu terpisah ratusan kilometer dari tempatku berdiam sekarang. Dari dulu sampai saat ini aku (selalu) kuat menjalani hubungan jarak jauh yang kita jalani. Aku sudah pernah berusaha menghapus bayanganmu dari saraf di otakku, nyatanya aku gagal (lagi). Tuhan berkata lain , aku di takdirkan bertemu kembali denganmu dengan keadaanku yang kala itu sudah malas harus berurusan dengan semua hal berbau 'hati' . Tapi lagi-lagi kamu mebuat aku jatuh cinta untuk yang kesekian kali. pertemuan singkat diakhir bulan penuh berkah lalu, menyisakan sesuatu yang sangat bermakna dan akan selalu ku ingat , sesuatu yang membuatku mengucap syukur tanpa henti , sesuatu bernama kenangan, kali ini kamu yang menorehkan lagi tinta di lembaran hariku. Lembaran yang selama setahun diisi oleh banyak tinta tanpa ada namamu disana. Kamu tahu apa yang memaksa jemariku menekan deretan huruf-huruf ini disela-sela deadline naskahku yang semuanya harus dikirim sebelum 30 september , aku benci ini . kamu tahu? Jujur saja aku malas harus mengakui ini , rasa sesak ini penyebabnya kamu. rasa sesak ini lahir dari satu rasa yang hampir setiap hari menyeruak di dinding hatiku. rasa yang setiap hari selalu aku berusaha kalahkan , tapi malam ini aku akui aku kalah , aku gagal. rasa ini memaksaku untuk selalu meresonansikan bayanganmu di otakku. kamu tahu ? lagi lagi kamu penyebabnya , penyabab tumbuhnya rasa ini , rasa yang menyesakkan namun selalu aku ulangi terus menerus , rasa yang sering kita sebut rindu.Bukankan rasa sayang dan rasa rindu itu kadang tak bisa diungkapkan ?
Sayang , hari-hari ini berat untukku lalui sendiri. sudah ku bagi segala beban dipundak pada orang sahabat dan keluarga tapi hati berkata lain , mungkin besok ketika namamu kembali muncul di layar ponselku aku akan menceritakan semuanya.


Dari aku yang sedang menatap langit-langit kamar,Dear You :)

Dewi Putri Lestari :)

Kamis, 22 Agustus 2013

Life is about C H O I C E S

"Oke , I'm promise !" serunya dalam hati.
Lalu ia menghempaskan tubuhnya di sofa merah muda kesayangannya. Wajahnya terlihat lebih letih dari biasanya. akhir-akhir ini memang menjadi hari yang berat untuknya. Sebenarnya ia ingin sekali menceritakan semua unek-unek yang sudah sampai ke ubun-ubunnya itu pada seseorang , tapi siapa ?
Denisa mengerutkan dahinya , wajah gadis itu semakin terlihat manis sambil berpikir siapa ya kira-kira orang yang akan menjadi penampungan semua keluh kesahnya.  Denisa bukan tipe yang blak-blakan , ia berpikir sejenak . 
"Siapa ya yang kira-kira bisa gue jadiin bak curhatan gue " Ujar Denisa. aku tau gadis berkulit sawo matang itu memang buka tipe orang yang gampang mengeluarkan isi hatinya , menurutnya orang yang ia curhati harus bisa memberikan solusi ya setidaknya motivasi untuk ia tetap bersemangat. 
Denisa menghela nafas panjang , ia tak berhasil menemukan orang yang cocok . Bukannya ia tak punya sahabat , tapi baginya sahabat nya adalah keluarga dekat dan dirinya sendiri . Kalaupun ada orang lain , ia pun akan berpikir berulang kali kalau mau menceritakan sesuatu. Ia terdiam , teringat sesuatu, seketika itu juga raut wajahnya berubah sedih. ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Rasa sesak semakin menyeruak , seolah ingin meledak dari hatinya. Tangisnya pun pecah. 
"Kenapa sih hidup gue apa-apa harus diatur ? apa gue gak boleh nentuin hidup gue sendiri, kenapa orang-orang nyuruh gue ini itu , tapi apa mereka pernah nanya apa mau gue ? gak ada , GAK ADAAAAA !!!"
Denisa terisak isak , ia sudah tak peduli lagi bagaimana wajahnya sekarang pasti sudah mirip cumi-cumi gosong .ketika terdengar suara ketukan pintu kamarnya.
"Tok tok tok"
"Nis,Denisa , lo kenapa ? ayo buka pintunya" sahutku dari luar kamarnya.
Dengan langkah gontai, wajahnya yang masih acak-acakan dan mata sembab ia bagkit dari tempat tidur. 
Saat pintu terbuka , dan benar terlihatlah penampilannya yang tak ubahnya seperti habis kena angin topan.

"Nis , kamu kenapa lagi ? ayok sini cerita sama aku".
"Engga ah , gue kan udah banyak ngerepotin hidup lo sama cerita-cerita gue,jadi kali ini gue hadepin sendiri aja" Kata Denisa dengan senyum kecil yang dibuat agar aku percaya , karena pasti terlihat raut wajahku yang mencemaskan dirinya. Lalu dengan berbagai bujukan yang aku tujukan padanya akhirnya berhasil membuat gadis bermata indah itu membuka suaranya.

"Nad , kenapa sih hidup gue ini selalu aja diatur , dari gue kecil sampe gue luluspun semuanya tetep diatur , gue capek jadi boneka , gue pengen coba sedikit aja nikmatin hidup gue , ngelakuin yang emang gue suka , bukan yang ortu pengen "

Aku tercekat mendengar penuturan gadis itu. " Nis , kamu itu cantik , manis , baik , pinter, dari keluarga mampu , kamu punya segalanya nis "

Denisa menatapku , "Tapi nad , oke gue bisa terima waktu gue dipaksa masuk kedokteran dan harus ngubur mimpi gue jadi arsitek , tapi kali ini lain" kemudian suaranya mulai merendah.

Aku bingung apa yang dimaksud gadis itu , "Lain gimana nis ?".

"Gue dijodohin nad , padahal gue sama sekali gak ada feel sama orang pilihan papa gue , hidup gue tuh buat apasih sebenernya".

Kemudian Denisa kembali menangis , kali ini di sudah dalam dekapanku. Ku renggangkan pelukanku , ku seka airmata gadis itu.

"Sebelumnya aku tanya ya , apa kamu udah bilang baik-baik ke papa kamu kalo kamu gamau ?"

Denisa menggeleng.

 "Apa selama ini kamu cuma nurut tanpa kamu pernah protes sedikitpun ?"

kali ini Denisa mengangguk.

Aku menghela nafas , pandanganku kini menerawang jauh keluar jendela kamarnya senja kali ini.

"Nis , buat aku hidup itu anugerah dari Tuhan, banyak diluar sana orang yang gak seberuntung kamu , gak seberuntung kita".

 Denisa memperhatikanku .

"Hidup itu tentang pilihan , memilih atau dipilih . gak selamanya dipilih itu baik dan gak selamanya memilih itu buruk . dan bagiku hidup itu tentang pilihan untuk terus berjuang , memperjuangkan yang aku yakini sebagai jalan hidupku dan kebahagiaanku atau pilihan untuk pasrah tanpa berusaha dan hanya bisa menerima dan menyesali diakhir. Sekarang , saatnya kamu memilih. memilih untuk pasrah atau berjuang mendapatkan pasangan hidupmu sendiri. Ingat, mencintai itu tidak bisa dipaksa , tidak bisa diterka akan jatuh pada siapa , banyak orang yang menikah tanpa saling mencintai , kata mereka "nanti juga cinta kok seiring jalannya waktu" , tapi buatku itu gak berlaku,karena cinta itu urusan hati, dan apa kamu mau hidup dengan orang yang sebenarnya gak kamu cintai , Jadi apa pilihanmu nis? ".

"Kali ini gue bakal berjuang nad" jawabnya mantap.

"Bener?"

Gadis itu mengangguk mantap.

"Oke,sekarang datanglah ke papamu , bilang baik-baik apa yang jadi keinginanmu , aku yakin beliau paham dan pasti ingin melihat anaknya bahagia"

Kini kulihat senyumnya kembali merekah , wajahnya yang tadinya kusut sekarang kembali berseri. ada seberkas kehangatan dihatiku atas rasa syukurku pada Tuhan , karena aku dibesarkan di keluarga yang memberiku hak untuk memilih dan pasti bertanggung jawab,aku pun ikut tersenyum memandangi gadis itu. Dia meraih ponselnya dan mengirim sebuah pesan singkat pada papanya.
Pah , besok aku pulang ke Bandung , ada yang mau aku omongin.
Denisa

Dewi Putri Lestari :)

Minggu, 18 Agustus 2013

Tanpa Judul

Kamu percaya cinta pertama mempunyai magis ?
Ya aku percaya , itu jawabanku . Kamu orang pertama yang berhasil membuatku percaya , percaya menitipkan sesuatu bernama hati . 4 tahun yang lalu di gedung pertemuan , saat aku bersama temanmu sedang berlomba debat baha inggris , saat itu bukan ? saat pertama kau melihatku.
Kamu sosok yang pernah menjelma menjadi tawa dan tangisku selama 3 tahun , sosok yang sampai saat ini masih merajai otakku. ya tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk kita lalui , untuk kita terus bersama , kamu menjaga ku , tidak tidak. tapi kita saling menjaga dan saling bertahan ditengah dahsyatnya godaan dan jahatnya jarak . Kalau aku punya mesin waktu , aku ingin kembali ke setahun yang lalu , sebisa mungkin aku mempertahankanmu agar tak terjadi perpisahan kala itu . Aku kira kamu akan membenciku dan menghapus namaku dari hatimu . Nyatanya ? namaku masih tetap sama , diposisi yang sama di hatimu . Akhir ramadhan lalu , aku tak pernah menyangka , tidak pernah terbayang akan bertemu dengan sosokmu lagi . Sosok yang selama setahun berusaha aku lupakan tapi aku gagal . Boleh aku mengaku ? aku selalu merindukanmu , selalu .
Malam itu selepas percakapan kecil dengan mamah , aku merasa sesak, sesak teringat sosokmu. Kamu tahu ? mamah bertanya tentang kamu , menanyakan kabarmu , dan beliau masih mengganggapmu seperti anaknya . aku sedih kala itu , karena yang aku tahu kala itu kamu sudah terlanjur membenciku . Perasaan bersalah yang sangat dalam selalu menghantuiku selama ini , tapi bagaimana aku menghubungimu ? nomermu saja aku tidak punya , baiklah kuputuskan untuk menghubungimu lewat dunia maya . Kamu tahu saat aku mulai menjelajah dunia mayamu yang sangat kamu lindungi itu aku merasakan apa ? aku merasakan ada getaran yang sulit aku terjemahkankan , yang aku tahu dadaku semakin sesak oleh rasa rindu yang teramat dalam , dan aku menangis . Maaf , aku menjatuhkan lagi air mataku karenamu, aku sendiri pun sulit mendefinisikan bagaimana persaanku terhadapmu. 
Aku sudah berusaha melupakanmu dengan segala cara , termasuk bersama orang lain yang aku tahu cara itu sangat menyakitkan untukmu. Hari itu cuaca sangat cerah , tiba tiba pintu rumahku diketuk seseorang. Mamah yang menemui , dan ternyata itu kamu . Kaget , bahagia , bingung semua jadi satu.
Kita kembali bertatap , ada kedamaian dalam kebisuan kita , ada letupan-letupan kecil saat kita memulai pecakapan , kikuk ? ya sudah pasti .
Maaf untuk tahun yang terlewati dengan percuma . Maaf untuk aku yang (pernah) mencoba melupakanmu dengan cara yang menyakitkan , maaf .
Untuk kamu , pria yang selalu menatapku dengan tajam . Kamu masih sama seperti dulu , kala hall sekolah menjadi saksi bisu kamu dan aku . Lagi lagi jarak menjadi peran antagonis . bukan hanya jarak tapi selama kamu masih pendidikan hanya weekend yang kurang dari 24 jam kita bisa berkomunikasi. Tapi aku lebih tahu , lebih tahu betapa berharganya sebuah komunikasi , berharganya sebuah kejujuran , dan sebuah rasa yang sering orang bilang itu cinta . Rasa cinta yang murni , tulus , akan semakin terasa ketika kita berjauhan. Mungkin akhir akhir ini aku melakukan sesuatu yang salah , kamu mau kan memaafkan ku lagi hey tuan berseragam hitam ?
Aku berjanji , detik ini semoga kita saling menjaga dalam doa , bertahan melawan waktu dengan minimnya komunikasi .
Kamu tahu ? aku rasa aku jatuh cinta (lagi) terhadapmu.
18 agustus 2013 23.05 , tiga jam yang lalu namu masih muncul dilayar ponselku.
Selamat malam tuan , aku (selalu) merindukanmu.

Dewi Putri Lestari :)

Minggu, 28 Juli 2013

Sebuah Janji dan Perjuangan untuk Ayah

Hallooo ayah lagi lagi tulisanku untukmu yah , aku jarang menulis untuk ibuk bukan berarti aku tidak sayang dengan beliau. Aku selalu menyayangi kalian semua , Ayah,Ibuk,Mbak ami,agung, dan mbak nani (kaka sepupu yang sudah sperti kakaku sendiri). Tapi karena aku bukan tipe anak yang dapat mengutarakan rasa sayangku secara langsung terhadap ayah. Ayah , sosok pria pahlawan yang mengajarkan aku sebuah kesedarhanaan dan hidup bersahaja. Ayah tidak pernah mengajarkanku untuk menghamburkan segala hasil kerja keras yang telah diraihnya, aku tahu sebenarnya ayah mampu memberikan apa saja yang aku inginkan, tapi ayah selalu mengajarkanku untuk selalu hidup sederhana , tak perlu bermewah-mewah , tapi ayah selalu loyal dengan yang namanya "pendidikan" , semahal apapun asalkan itu bisa memberikan fasilitas yang terbaik dan anak-anak ayah bisa berprestasi ayah pasti akan berikan , ayah akan usahakan.
Ayah , masih jelas terbayang tepat 1 tahun lalu saat namuku ada dalam deretan mahasiswa tempat sekarang aku menimba ilmu kau selalu berpesan , hati-hati disana ya , belajar yang serius , biar bisa cumlaude.
Cumlaude ? ah iya itu keinginan semua orang ayah tanpa terkecuali aku. Aku tahu ayah sangat menginginkannya dan sejauh ini alhamdulillah aku masih bisa mencapai target itu dengan usahaku sendiri. Ayah tidak perah terlalu memaksakan kalau aku harus memenuhi target itu , tapi justru hal itu yang membuatku harus belajar lebih keras. Tanpa paksaan ayah , aku tersadar aku harus melakukan dan memberikan yang terbaik yang aku bisa. 
Percakapan kita mungkin terkadang kikuk yah , seperti layaknya seorang remaja yang baru pertama kali bertemu, tapi ayah juga sering memperlihatkan sisi humornya. Ayah , yang terkadang untuk berbicara ditefon denganku saja menolak dan berpesan pada ibu untuk menyampaikannya padaku , aku selalu menyayangimu priaku. Pria yang tidak akan pernah menyakitiku , selalu menjagaku , yang suatu saat harus melepasku untuk pria di masa depan sana.
Kini rambutmu yang dulu hitam sekarang mulai memutih dimakan zaman, masa tugasmupun kini hampir purna. Dari percakapan-percakapan kita yang sangat singkat namun penuh makna bagiku itu adalah sebuah kekuatan, kekuatan untuk terus bertahan disini. Kekuatan yang membantuku melewati segala ujian , tanpa terkecuali ujian hidup. Aku selalu berjanji pada diriku sendiri , kelak saatnya tiba , segala target yang aku susun rapi sejak awal menjejakkan langkahku disini harus terpenuhi , harus tepat. Aku tahu keinginan terbesarmu padaku adalah mendampingi aku saat aku wisuda dengan selempang kebanggaan melekat pada diriku. Ayah yang sehat yah ? nanti ayah foto sama adek yang udah pake selempang itu, ayah maukan ?

Sabtu, 27 Juli 2013

Finding You (Part 1)

Kamu tahu rasanya harus mondar mandir sendirian tanpa ada yang membantu meringankan?
melakukan segala sesuatunya sendiri , sampai kurasakan lututku lemas persis seperti mau copot. ya melakukan sesuatu yang sebenarnya diluar kemauan kita namun harus tetap dijalankan itulah yang kadang kusebut sebuah kewajiban. Aku bersandar pada dinding di sebuah ruangan berukuran sedang yang biasanya digunakan rapat. Aku menghela napas , kurasakan rasa lelah yang luar bisa. Sejeak aku termenung , rasa sakit yang hampir seharian ini lenyap entah kemana, tiba-tiba kembali menyeruak. Ah sudahlah aku sudah tak ingin memikirkannya lagi. Tiba-tiba seorang pria mengangetkanku , "Hey kamu gapapa kin?" . Aku sedikit terkejut dan aku yakin dia tahu dari raut wajahku dan mataku yang stengah melotot . "Oh kamu Mo ,aku kira siapa ngagetin aku aja sih" jawabku sambil agak bersunggut. "Hahaha salahnya sih pake ngelamun gitu, gausah galau kali Kin" lalu pria itu pergi ngeloyor meninggalkan aku kembali bersama kesepian.
Aku meluruskan kakiku , aku galau ? ah entu saja tidak aku kan kuat,belaku dalam hati. Hari mulai senja , mataharipun sepertinya akan pulang dari tempat ia bertugas sekarang , mulai kukayuh sepedaku menyusuri jalan kampus sampai ke asramaku. Tiba-tiba dijalan aku melihat seseorang. seseorang yang dulu pernah menjadi tawaku , tangisku , tapi tak sempat kumiliki. Dia yang pernah menjadi angan dalam otakku. Aku tergelak memerhatikan pria itu , pria yang tidak terlalu tinggi namun lebi tinggi dariku, dengan rambut 'jabrik' khasnya yang selalu tertata rapi , dan matanya . Ah dia masih sama seperti dulu, sama seperti saat kita masih sehangat dulu.
Aku berusaha mengabaikan keinginanku untuk melihatnya sekali lagi, tapi tetap saja aku berusaha mencuri-curi sosoknya dari kejauhan. Kapan kita bisa bercakap lagi ? kapan kita bisa menaklukan alam bersama lagi ? ah sepertinya semuanya tak mungkin. kamu sudah jauh berbeda , kamu bukan Aryo yang aku kenal seperti dulu lagi.
Keesokan harinya , aku sudah lupa akan kejadian kemarin yang hampir membuat jantungku mencuat keluar. Kukira hari ini akan baik-baik saja , ternyata aku kembali bertemu dengan sosoknya . Aku berusaha pura-pura tak melihatnya dan berusaha mencari jalan lain. Tapi ternyata dia telah melihatku duluan.
"Kintaaaa" panggil seseorang dengan suara sedikit berteriak.
"duh mati aku , aku harus bagaimana" gumamku dalam hati.
Kubalikkan badanku , aku melihat sosok itu tersenyum dan melambaikan tangannya padaku . DEG! jantungku rasanya berpacu lebih cepat dari biasanya.
Aku membalas senyumannya , tapi mulutku rasanya sulit untuk mengucapkan sesuatu, aky gugup. Semoga saja dia tidak merasakan perubahan wajahku yang kini kurasakan pasti seperti kepiting rebus. Pria itu menuju kearahku , langkah kakinya yang panjang seolah-olah membuat napasku semakin tercekat, hanya berapa detik saja dia sudah berada dihadapanku.
Saat mata kami saling beradu, aku merasakan ada yang aneh pada hatiku , apa iya aku masih menyukainya ? buru-buru ku tepis semua pikiranku tentangnya karena kusadari dia sudah memerhatikan wajahku yang tampak kebingungan. 
"Hey kamu kenapa ? kaya liat hantu aja"
"Eh enggak kok , aku ,, aku lagi agak gak enak badan aja kok yo" wajahku kubuat senormal mungkin.
"Ah yang bener ? dasar gagang pintu jangan suka ngelamun nanti ayam tetangga pada tewas loh" seketika tawanya pun mulai terdengar. "Ih aryo apaan sih , kamu tuh sukanya bully aku terus awas ya kamu lain kali" balasku sambil manyun. "Haha dasar dedek kecil ini manjaa ya , jangan manyun terus nanti bibirnya lepas loh" kini tawanya semakin keras. Aku pun mengeluarkan jurus andalanku ketika ia meledekku,pura-pura ngambek. Ya pura-pura ? sebenarnya aku sangat menyukai saat seperti ini , saat Aryo menggodaku dengan ledekannya yang kadang kelewatan juga, tapi aku senang karena setelah beberapa bulan kami tidak bertemu dia tetap bersikap hangat padaku. Aku pikir dia akan mencoretku dari daftar temannya karena kejadian waktu itu. Kejadian yang seharusnya tidak melibatkan dirinya dalam masalahku,aku merasa tak enak hati. Ya , dan setelah kejadian itu spertinya dia menjaga jarak denganku, tapi hari ini kita dipertemukan lagi tanpa aku duga sama sekali, ini pasti ada andil dari Tuhan bukan ?

*bersambung*

Dewi Putri Letari :)

Sabtu, 20 Juli 2013

Sebulan setelah pertemuan (terakhir) "kita"

Tidak disangka sudah tepat sebulan setelah pertemuan kita , tepat saat kamu memilih untuk mundur dari zona yang entah aku sendiri saja tidak tahu apa sebenarnya ini. Aku dan kamu memilih untuk saling menjauh , bukan aku yang lebih dulu tapi kamu, aku hanya mengimbangimu saja. Pertemuan awal kita memang cukup singkat namun entah magis apa yang membawaku kedalam sudut hatimu. Sudut yang siap aku masuki namun sepertinya aku kesulitan. Ruang itu masih berisi seseorang , ya dia masa lalu mu. kamu begitu naif untuk berkata bahwa kamu sudah tak mencintainya lagi. apakah semudah itu ? atau semudah sikapmu yang mampu menghipnotis aku , membuat letupan-letupan kecil dihatiku dan rekahan senyum saat kita saling bertatap ?

Aku sudah bosan dengan mataku yang bengkak karena menangis , bosanmelamun karena disakiti dan bosan saat harus terus menerus menunggu sesuatu yang (mungkin) abu-abu. Kehadiranmu yang begitu singkat , begitu nyata hadir dalam benakku.Dalam sekejap kau membuatku lupa akan rasa sedih dan tangis.Apalagi ketika kamu berjanji untuk selalu berada disisiku, menyayangiku dan menguatkanku, entah sihir apa yang dalam sekejap mampu menumbuhkan rasa percaya terhadapmu. Dan diam-diam aku menyukaimu.

Kebersamaan aku dan kamu masih terus berlanjut sampai seseorang di masa lalumu kembali hadir dihadapanmu. Aku sudah mencoba bersikap biasa , ya biasa . layaknya teman biasa seperti anggapanmu. Kamu yang sedianya selalu memperhatikan aku , perlahan perhatianmu mulai tak hangat lagi bahkan dingin. Sayangnya , ketika aku mulai mempercayaimu ,bahwa kau datang sebagai seseorang yang berbeda dengan (dia) , nyatanya sama saja . Kau begitu manis , begitu memesona , aku sangat menyukai saat mata kita saling beradu dan memulai percakapan manis itu. kita semakin dekat , sedekat dan sehangat percakapan-percakapan kecil kita sekalipun di ujung telepon.

Suara khas mu mengalir dan menggema di pikiranku , otakku tak pernah berhenti walau sedetik untuk terus meresonansikan sosokmu . Aku menyukaimu secara sembunyi-sembunyi , karena aku takut kalau keterusteranganku akan merusak pertemanan kita. Aku berusaha mengunci rapat rasa ini dan berusa bersikap sewajar mungkin didepanmu.

Tapi aku tahu , kamu masih menginginkannya. Bukan, bukan masalalu mu tapi dia yang mengisi hatimu jauh sebelum perkenalan kita. Aku mengetahuinya tanpa kamu beri tahu. maaf aku terlalu lancang untuk ingin tahu segala tentangmu, ah kupikir aku juga tidak terlalu salah , bukankah kamu juga yang memperlakukan aku secara lebih istimewa dibanding teman wanita mu yang lain ? . Kau tahu kondisiku sebulan setelah kamu memutuskan untuk memberi jarak pada hubungan kita yang hanya berlabel "Teman" ini ?

Ah entahlaah , Masih jelas kenangan kita sebulan yang lalu , saat luka berubah menjadi bahagia,tapi sebulan lalu juga bahagia itu mulai menghilang. yang jelas kamu pernah berjanji akan selalu bersamaku , berjanji untuk tetap bertahan disini bersamaku. Nyatanya ? kini kamu lebih memilih pergi , saat aku sedang sayang-sayangnya kepadamu.


Dewi Putri Lestari :)

Jumat, 19 Juli 2013

Jingga dan Hujan

Kurasakan penatnya hariku akhir-akhir ini , setibanya di apartemen langsung kurebahkan tubuhku di tempat tidur. Aku menghela nafas , sembari melihat sekeliling kamarku yang sedikit berantakan. rasanya aku butuh udara segar untuk menghilangkan sejenak kepenatan ini.

Atap apartemen,agak mendung

Di tempat ini biasanya aku menghabiskan waktu luangku. aku senang berada disini , disini nyaman,tenang,dan anginnya sepoi-sepoi. Aku menerawang jauh ke langit yang mulai beralih jingga. Jingga membiaskan cerita lalu yang sekali lagi memaksaku membuka buku lama.
Harus dimana lagi aku menemukan sosok sepertimu ? Pria bertubuh ideal , dengan kulit sawo matang dan tatapan mata yang seakan siap untuk menusuk jantungku. Harus dimana lagi aku mencari sosokmu ? sementara kini yang kutemui , jauh bertolak belakang dengan mu. Semua impuls di otakku memaksaku kembali pada kenangan itu , kamu terlalu baik , jauh lebih baik dari mereka yang kini mewarnai hidupku.
Harus aku cari dimana lagi sosok sepertimu ? yang mampu membunuh amarahku, yang mampu membangkitkan dan menyembuhkan laraku. Tapi kamu terlalu tega , ya tega.
Tak terasa aliran hangat mulai mengalir disudut gelap mataku. Kini mulai kurasakan rintik-rintik air mulai membasahi wajahku. Aku menengadah , oh ini gerimis ,ujarku dalam hati.Gerimis? bukankah kita dulu sama-sama menyukai gerimis ? merenda masa depan saat gerimis, mereka pula saksi bisu saat kamu menghilang. ah sekali lagi kutepis pikiranku yang melayang kembali pada sosokmu.
Perlahan rintikan kecil itu berubah menjadi besar , ini hujan!
Namun aku tak bergeming , tak bergeser sedikitpun dari tempatku berdiri. 
Dan ternyata , hujan masih menjadi peran antagonis buatku. hujan kembali menghajarku dengan hebatnya atas segala kenangan tentangmu , terlalu banyak kenangan manis yang membuatku tidak pernah bisa menghapus bayangmu dipikiranku. Selalu ada cerita tentang hujan, hujan menjadi penenang , dan kini hujan menjadisaksi aku menangis , dan penyebabnya tentu saja kamu.
Kamu pria yang sedianya (mungkin) menjadi sosok yang begitu berarti untukku tiba-tiba menghilang , pergi entah kemana, tanpa pesan tanpa isyarat. Salahkah aku masih merindukanmu sampai detik ini ? Salahkah jika perasaan ini masih tersimpan rapi untukmu ? Salahkah dulu perasaan yang berawal biasa namun perlahan menjelma menjadi satu rasa yang sulit aku definisikan sendiri ? Aku mencintaimu tanpa kamu tahu , aku menyayangimu tanpa kamu sadari. Perasaan itu bukan lagi sekedar teman biasa , namun lebih dari teman biasa,salahkah ?
Hujan di sepotong senja kali ini , benar-benar mengingatkanku pada rasa kehilangan. kehilangan yang terlalu dalam , bagaimana tidak ? aku harus rela kehilangan kamu ! Aku hanya bisa menangis, aku hanya mampu merapal dan memelukmu lewat doa. Perlahan hujan mulai reda , aku mulai beranjak dari tempatku berdiri, hujan kali ini terlalu deras , aku kedinginan. apa kamu disana kedinginan ? Ah sudahlah , begini saja . Besok sebelum aku kembalu ke kota asalku , aku janji akan menemuimu. membersihkan rumput dan ilalang liar yang mulai menjamah nisanmu. kamu tentu tahu alasanku , aku merindukanmu.

Dewi Putri Lestari :)

Jumat, 05 Juli 2013

Surat Untuk Hati

Hallo kamu , apakabarmu ? semoga kamu baik-baik saja ya hati ?
Aku tahu kamu akhir-akhir ini kamu terlalu lelah menghadapi semua yang terjadi padaku. Kamu sahabatku yang paling setia , terimakasih kamu tidak meninggalkanku setelah aku berusaha jujur dan mengakui semua kebodohanku tentang apapun terhadap siapapun. 
Hati , ku mohon kali ini terakhir kalinya aku meminta kamu untuk tetap kuat , jangan ada hujan disudut gelap itu. Jangan runtuhkan pertahanan berkedok 'tegar' yang aku bangun selama ini. Hati , bukan maksudku aku menyalahkanmu, aku menyalahkan diriku sendiri , kamu tak bersalah , sehingga aku kehilangan semua 'paket kebahagiaan'ku , kamu tahu kan paket bahagiaku apa saja ? tak perlu aku sebutkan.Aku telah kehilangannya satu demi satu , dan itu karena kebodohanku,semuanya pergi , menghilang , dan menyisakan aku yang menyedihkan ini. 
Hati , apakah semua orang kuat jika berada diposisiku saat ini ? 
Dihujam ujian bertubi-tubi selama sebulan lebih menjelang tahun ke-18 ku , Tuhan mungkin terlalu menyayangiku, Tuhan tidak mau melihat aku menjadi manusia yang merugi,itu sebabnya mungkin aku sedang ditampar bahkan dihajar oleh-Nya. Mungkin aku terlalu terlena dengan dunia yang Engkau ciptakan, aku sangat percaya Engkau masih sangat menyayangiku , semua masalah ini kau tujukan untukku , dan aku harus menghadapinya sendiri. ya sendiri Tuhan. Harus dengan cara apalagi ketika kesabaranku terus diuji, dan ujianMu semakin bertambah ? mungkin aku sedang Kau celupkan kedalam kuali panas yang jika aku lulus kau akan memberikanku sesuatu yang jauh lebih indah bukan ?
Dan dan satu lagi , sudah cukup berat aku menjalani semuanya sendirian , Kau tahu aku kan ? aku manusia dengan kesabaran yang minim , aku tahu caraMu ini supaya aku bisa lebih mengupgrade diriku dan meng-unlimited-kan kesabaranku, tapi malam ini aku menyerah Tuhan , aku terlalu lelah Tuhan. Terlalu lelah untuk berusaha berpura-pura tersenyum ,bersembunyi dibalik topeng 'tegar' ketika semua caci maki menhujaniku setelah pengakuan atas segala kebodohanku. salahkah aku mengakui semuanya ?
Aku memang sekarang tak punya siapapun , aku hanya punya kamu hati dan tentunya Tuhan. Aku masih berusaha untuk berdiri lagi setelah terjatuh , aku mulai melangkahkan kaki dengan gontai. Perlahan , namun aku masih belum bisa berjalan sempurna seperti sedia kala, aku terus berusaha berjalan meskipun terseok-seok , tak ada seorangpun yang benar-benar peduli terhadap keadaanku dan keadaanmu hati, tapi aku tak menyalahkan siapapun. Yang aku tahu kini tugasku adalah berdiri lagi , kembali berlari. Aku tak pernah berharap semua akan kembali seperti dulu , karena sesuatu yang telah terjadi tidak akan pernah dapat kembali bahkan terulang lagi. Sekarang tak ada gunanya aku menyesali semua kesalahan dan apapun yang telah terjadi, memperbaiki diriku jauh lebih penting dibanding apapun , aku sudah tah tak peduli lagi orang mau berkata apa tentang diriku . Aku tahu umur manusia itu hanya Tuhan yang tahu, jadi tidak ada kata nanti untuk meng-upgrade-kan diri tapi sekarang, yes it's show time!
Aku sudah tak mementingkan lagi bagaimana aku di mata manusia , sekarang jauh lebih penting bagaimana aku dimata Mu , Tuhan.
Dan untukmu Hati , aku menyayangimu,mencintaimu dengan sangat. selalu bersamaku ya, melangkahkan kaki di dunia yang semakin rumit , rekahkan lengkungan yang meluruskan hati :)`

Sudut gelap , hujan
Dewi Putri Lestari :)