YOU ONLY LIFE ONCE

Selasa, 12 November 2013

Maaf , Aku Terjebak Nostalgia



Malam ini begitu dingin , menusuk sendi-sendiku. Tiba-tiba ada rasa sesak menyeruak dalam hatiku.Teringat dua tahun lalu , ya dua tahun lalu saat aku masih berseragam putih abu-abu. Pikiranku melayang ke masalalu. Apa abar kamu tuan berwajah jawa batak ? sudah lama sekali rasanya tak mendengar kabar tentangmu. Aku tahu, aku mengerti bahwa bukan kamu yang menjauh kala itu tapi aku ,ya aku. Aku menjauh darimu agar aku tak lagi merasakan saitnya mencintaimu. Aku melupakan bayangmu dengan cara yang cukup jahat , ya dengan berusaha mencintai orang lain. ya walaupun kini aku harus kembai berjalan sendiri , tapi setidaknya kali ini aku sudah cukup dewasa untuk menghadapinya . Kamu tahu aku bukan lagi dewi yang cengeng haha aku yakin kamu tidak percaya. Aku kembali mengingatmu bukan lantas aku galau , tidak. aku sangat berterimakasih kepadamu. 3 tahun yang pernah kita lalui dulu membuatku tahu betapa berharganya sebuah pertemuan . Hal yang jarang sekali bisa kita lakukan setelah kamu mengejar mimpimu di ibukota. Ya malam ini aku menyadari banyak kesalahan yang aku lakukan di masa lalu. aku ini si egois yang gengsi untuk meminta maaf ? ah rasanya sudah tidak ada gunanya lagi aku menyesali apa yang terjadi. Kamu tahu apa yang sedang aku rasakan saat ini ? ya sakit hati , sesakit saat aku meninggalkanmu dulu . Aku yakin kata maaf tak pernah cukup , 3 tahun kita lalui bersama , aku tak pernah mengingat lagi kapan kau buat aku menangis. Bolehkah kali ini aku mengenangmu ? . Salahkah aku kembali membuka memori lamaku tentangmu tuan polisi ? Saat aku melewati jalan pulang yang dulu sering kita lalui , ada satu rasa yang kembali hadir , aku merindukanmu. Mungkin semua yang aku alami akhir-akhir ini adalah balasanku terhadapmu. Dulu aku membutakan dan menulikan suara hatiku , aku melupakanmu dengan cara paling jahat , ya aku berusaha mencintai orang lain. kini orang lain itu pun melakukan hal serupa terhadapku. Awalnya rasa sesak yang luar biasa menghantui hari-hariku. Tapi aku sadar , ternyata dia bukanlah orang yang tepat. aku sudah tahu segalanya tentang dia , sampai detail terkecilnyapun aku tahu. Dia tidak sebaik yang pernah aku temui setahun yang lalu. Masih pantaskah aku mengadu tentang dia terhadapmu ? dia yang membuat aku melupakanmu kala itu. Aku menulis ini tanpa bermaksud apa-apa , akupun tak berani menggantungkan harapan kepada siapapun untuk berusaha mengobati lukaku. Aku berusaha menerima ini semua , karena yakin , Tuhan telah menyiapkan sesosok Pria yang akan berjalan disampingku tanpa perlu aku minta , pria yang tidak pernah bosan berdebat denganku demi kebaikanku, namun saat ini aku tidak ingin membuang waktuku hanya dengan hal-hal seperti itu. Salahkah kala ingatanku kembali pada masa itu , aku bukan orang yang mudah menitipkan hatiku pada seseorang. sulit , sangat sulit untuk aku bisa menemukan yang bisa aku percaya (lagi) untuk menjaga hati ini. Setiap yang pernah hadir dan menjelma menjadi penyebab tawa dan tangisku punya kesan tersendiri , mengenangmu , merindukanmu ? salahkah ? . Maaf untuk segala yang pernah terjadi di masa lalu, kini aku janji, berusaha kembali mengepakkan sayapku , menjadi wanita yang tangguh, menjadi sosok yang lebih baik lagi. Dan maaf , aku kembali terjebak dalam nostalgia cerita lama .

Ditulis 4 Agustus 2013
Dewi Putri Lestari :)

Senin, 11 November 2013

Love Rain

Ditulis hari Minggu 3 November 2013 , 3 Minggu setelah pertemuan (terakhir) kita
 
Hallo selamat berjumpa lagi , kuharap kau tak pernah bosan membaca surat-surat dariku hey tuan dengan baret biru tua , baret biru tua ? ya semalam kau protes padaku dan menjelaskan segala tetek-bengek tentang atributmu. yayaya sekalipun aku masih tak mengerti haha. 
Hari ketiga bulan November di tahun ketiga kita, sudah jadi hal biasa kala bulan-bulan ini ribuan butir air jatuh membasahi kota kita. seperti siang ini atau harus kusebut ini sore ? entahlah,yang jelas hari ini adalah hari terakhir sebelum keberangkatanku kembali ke kota budaya. hujan kembali menyapa kota kita , aku suka , sangat suka. bukankah kau tentu saja sudah paham?
Orang bilang hujan itu biasa, tapi bagi ku tak pernah ada hujan se-magis di kota kita. tak pernah ada yang mengalahkan. terlebih saat ternyata hujan yang mempertemukan kita.
Cerita tentang hujan ini seperti merambat di urat nadiku. seperti membiaskan cerita yang sama juga. Langit masih gelap,rintikan aitpun masih membasahi balkon kamarku ketika aku menuliskan ini. Langit hatiku juga mengikutinya, seakan dua hal yang berjalan beriringan dan tidak ingin melepasnya satu sama lain.

Aku tidak menginginkan hal ini, sore hari yang mendung. Tersiksa hati ketika tidak melihat pelangi. Berharap esok hari pelangi itu hadir kembali, pelangi yang sanggup menampakkan keindahannya untukku. Untuk kita. Ya rasa rindu yang sudah tertumpuk begitu banyaknya entah harus kuapakan. mengatakannya padamu ? ah aku takut kamu bosan mendengarnya. yasudah aku hanya bisa meluapkannya sebagai sebuahn surat untukmu.
Hujan selalu punya cerita tentang kita , hujan menjadi penenang, pun menjadi pengingat rasa kehilangan.
Melihat deretan potret kita dikamar tidurku yang tidak pernah aku lepas sejak dulu, lengkungan mungil diwajahku kembali mekar , rasanya seperti baru kemarin saja yah. Melihat semua potret ini, impuls di otakku kembali menghadirkan sejuta kenangan lama. masih ingat ? kala kamu dengan
Kamu ingat kapan pertama kali kita bertatap muka hey tuan ? ah pasti kau sudah lupa.  yasudah aku tentu paham dengan segala hiruk pikuknya duniamu saat ini. Tiga tahun yang lalu ,hujan pertama kita, sepulang sekolah , dijalan menuju rumahku, rasanya semua begitu manis.
Hujan kadang masih menjadi peran atagonis bagiku , mengapa tidak ?
karena hujan , aku semakin merindumu.
karena hujan , impuls diotakku selalu meresonansikan bayangmu.
Derasnya hujan yang mengguyur kota kita , sederas banyaknya rindu yang mengalir untukmu.
karena hujan pula aku kembali menemukan sosokmu.


Dari seorang wanita pecandu hujan
yang berharap 
tiba-tiba prianya muncul 
ditengah derasnya hujan
membawa setangkai mawar putih 

Dewi Putri Lestari :) 

Kamu Alasanku

Empat bulan lalu , keputusanku kembali pada cinta pertama telah kuambil. Menjatuhkan hati (lagi) untuk kesekian kalinya pada pria yang sekarang dengan baret biru tuanya. Ya , dia hanya seorang pria sederhana yang disempurnakan dengan seragam cokelat tua dengan baret cokelat muda yang kelak ia akan berseragam biru tua pula. entah apa yang terjadi kala itu , semua terjadi begitu saja , aku merindukanmu padahal aku tahu bukan hakku untuk merindukanmu, apalagi mengharap kamu. Tidak aku tidak pernah berpikir sejauh itu.
Tapi mungkin ini yang sering kita sebut "CINTA" . Sama sekali tak mengenal logika dan pilihan lain. Ketika hati berkata "Ya aku cinta dia", tak kuasa hati untuk menolak apa yang diberikan dan diminta olehnya.
Entahlah , apa yang mampu meluluhkan hatiku lagi.
Orang bilang karena seragam cokelatnya ..
Orang bilang karena gagah tegapnya dengan sepatu mengkilatnya ..
Orang bilang karena dia calon abdi negara dengan kharismanya tersendiri ..
Sungguh bukan karena itu semua ! dengan sekali lagi kukatakan,  

Aku mencintainya karena dia bukan sekedar seragam cokelatnya!! Dia pria yang begitu sayang pada mamah dan papahnya. Dia pria yang takut pada Tuhannya. Dia pria yang bertanggung jawab akan cita-cita dan kewajibannya. Dia pria yang pertama kali membuatku jatuh cinta tanpa alasan yang jelas sejak 3 tahun yang lalu. Dan dia teman pria pertama yang menjadi imam sholatku.

Sedih ketika orang lain menganggapku adalam wanita yang gila terhadap abdi negara. Benci saat orang lain mengatakan aku mencintainya karena dia calon abdi negara. Menangis , ketika ada orang yang mencelaku merebutnya hanya karena dia calon abdi negara dan aku tak berani mengadukan kesakitanku padanya. Tapi aku harus menjadi wanita yang tegar. tak boleh menangis meski hati sangat ingin menangis. kututupi segala kesedihanku dengan senyum tulus yang merekah diwajahku ketika kamu mulai menyapaku di layar ponsel. Sangat gembira saat kau menanyakan bagaimana keadaanku , meski telah kutahan rindu ini terlalu lama. 
Kamu tahu tuan ? dibalik senyum manis dan topeng tegar, ada pilu yang bergelayut didalam hatiku saat kita harus kembali terpisah dan aku harus merelakan TURANGGA membawamu kembali ke medan pendidikan.
Aku tidak tahu apa yang membuat aku bisa setegar ini,dan bertahan menjalani kerasnya cinta jarak jauh.
kamu tahu ? alasanku kamu, kamu yang mampu membuatku sabar, tegar, dan menguatkan hatiku bertahan sejauh ini. merajut kembali kisah kita yang hampir 3 tahun kita lalui bersama. Terimakasih atas segala cinta dan kasihmu, aku akan (selalu) menjaga hatimu, cintamu, dan kepercayaanmu. Lanjutkan cita-citamu tuan , aku selalu disini, disini setia menunggumu kembali . Doaku selalu menyertaimu.


Dari wanita yang saat ini sedang berusaha menjadikan hatinya sekuat karang.
yang mencintaimu dan akan selalu mencintaimu sama seperti 3 tahun yang lalu.
Dewi Putri Lestari :)

Minggu, 10 November 2013

Malam Minggu Bukan Milik Kita

Sabtu, 9 Nov 2013
Penat sekali rasanya. kupacu beat hitamku kemanapun aku inginkan. Kuarahkan kearah pusat kota, berkumpul bersama teman-temanku. Ya ramai sekali rasanya, dan baru kuingat ini malam minggu. Yang anak muda sebut, malamnya orang jatuh cinta.  Malam Minggu ? yaaa sepertinya hari itu kedengaran sangat mengasyikkan untuk kebanyakan muda-mudi, apalagi buat mereka yang sudah memiliki pasangan. Bagiku malam minggu atau malam apapun sama saja. "No date,no candle ligth dinner,no hug,no hold hand"
Malam ini harusnya seperti biasa kuterima telfon darimu, tapi jam diponselku sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Belum ada tanda-tanda kehidupan, pesan singkatpun belum nampak dilayar. Sabar dew sabar, kataku dalam hati.Menunggu sabtu dan minggu, sebuah kesempatan indah untuk sekedar berkomunikasi , saling berkabar dan menyapa meski hanya dengan sms, telfon,  Tidak lebih. Meski maksud hati ingin sekali bertemu namun harus kuurungkan keinginanku dan hanya bisa menunggu  akhir tahun. 
Tidak ada semangat diwajahku padahal teman-temanku sudah berusaha membuatku mencair seperti biasa , namun aku tetap saja membisu dengan senyum tipis yang sesekali merekah di wajahku. 
aku merindukanku , aku merindukan sosokmu , ya itu alasanku menjadi seorang pendiam seperti malam ini. kulihat lagi jam di ponselku , ya Tuhan waktu sudah menunjukan pukul 21.32 , aku ingin segera pulang kalau-kalau abangku menelepon . segera aku bergegas pamit pada teman-temanku, kembali ku pacu dengan laju kencang sepeda motorku. Jalanan Yogyakarta semakin malam justru semakin ramai. setelah sampai rumah kosku , segera aku masuk kedalam kamar , bersiap-siap kalau namamu muncul dilayar ponselku. Aku menunggumu sembari membaca novel , ya kebiasaanku. Tersadar waktu sudah hampir menunjukan pukul 22.59 WIB , rasanya mustahil sekali kalau jam segini kamu akan menghubungiku. Ya , sepertinya malam ini kamu belum mendapatkan jatah pesiarmu . yasudah masih ada satu harapanku , hari minggu . Ya semoga esok tidak seperti hari ini. 
Malam Minggu memang bukan milik kita sayang, aku tahu dan mengerti. 


Dewi Putri Lestari :)

Jumat, 01 November 2013

Ini hanya masa lalu

Siapa yang tak silau melihat mu dengan seragam cokelat muda dengan baret cokelat tua yang bertengger di kepalamu meski itu hanya sebuah potret si jejaring sosial?
 Aku saja yang telah menjadi pacarmu, masih saja selalu tertegun dan tersipu seolah kembali jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya. Itulah mungkin yang orang katakan "Abdi negara (apapun itu) selalu punya kharisma nya tersendiri". Ya Tuhan, tapi bagiku kamu masih tetap malaikatku yang memebimbingku berjalan ke arah lurusnya Tuhanku, dan tak membiarkan aku melenceng sedikitpun , kamu selalu mengingatkanku. Tak hanya aku, dulu sebelum kamu menjadi seperti sekarang,saat kita punya jeda di dalam kisah kita, kamu memiliki beberapa perempuan yang sedianya ingin kau jadikan pendampingmu, tapi ternyata kamu terlalu mencintaiku sampai-sampai kamu tidak pernah lupa bayangku , itu katamu di ujung telepon sebuln lalu. Dan sepertinya mereka sangat dan sangat mencintaimu, sampai detik ini bahkan,yah aku tidak tahu tepatnya. Ada seorang yang mungkin membenciku, seperti aku membenci makanan yang bernama pare. Yaaaah hidup itu seni tanpa penghapus bagi seorang wanita. Aku juga wanita, aku tahu perasaan mereka. Mereka masih rindu dan cinta kamu, masih.!! Lalu aku harus diam saja??
aku hanya wanita normal yang punya rasa cemburu.
aku hanya wanita biasa yang tak kuasa menahan amarah ketika mengetahui prianya masih dicintai wanita lain.
Tapi karena aku tahu bahwa kamu tak suka membahas hal yang lalu, maka aku enggan menceritakan ini padamu. aku tahu , aku tak seharusnya bersikap seperti ini, karena aku tahu kamu tak pernah mengecewakanku. Percayalah aku (selalu) mempercayaimu sejak tiga tahun yang lalu.


Dewi Putri Lestari :)