YOU ONLY LIFE ONCE

Jumat, 19 Juli 2013

Jingga dan Hujan

Kurasakan penatnya hariku akhir-akhir ini , setibanya di apartemen langsung kurebahkan tubuhku di tempat tidur. Aku menghela nafas , sembari melihat sekeliling kamarku yang sedikit berantakan. rasanya aku butuh udara segar untuk menghilangkan sejenak kepenatan ini.

Atap apartemen,agak mendung

Di tempat ini biasanya aku menghabiskan waktu luangku. aku senang berada disini , disini nyaman,tenang,dan anginnya sepoi-sepoi. Aku menerawang jauh ke langit yang mulai beralih jingga. Jingga membiaskan cerita lalu yang sekali lagi memaksaku membuka buku lama.
Harus dimana lagi aku menemukan sosok sepertimu ? Pria bertubuh ideal , dengan kulit sawo matang dan tatapan mata yang seakan siap untuk menusuk jantungku. Harus dimana lagi aku mencari sosokmu ? sementara kini yang kutemui , jauh bertolak belakang dengan mu. Semua impuls di otakku memaksaku kembali pada kenangan itu , kamu terlalu baik , jauh lebih baik dari mereka yang kini mewarnai hidupku.
Harus aku cari dimana lagi sosok sepertimu ? yang mampu membunuh amarahku, yang mampu membangkitkan dan menyembuhkan laraku. Tapi kamu terlalu tega , ya tega.
Tak terasa aliran hangat mulai mengalir disudut gelap mataku. Kini mulai kurasakan rintik-rintik air mulai membasahi wajahku. Aku menengadah , oh ini gerimis ,ujarku dalam hati.Gerimis? bukankah kita dulu sama-sama menyukai gerimis ? merenda masa depan saat gerimis, mereka pula saksi bisu saat kamu menghilang. ah sekali lagi kutepis pikiranku yang melayang kembali pada sosokmu.
Perlahan rintikan kecil itu berubah menjadi besar , ini hujan!
Namun aku tak bergeming , tak bergeser sedikitpun dari tempatku berdiri. 
Dan ternyata , hujan masih menjadi peran antagonis buatku. hujan kembali menghajarku dengan hebatnya atas segala kenangan tentangmu , terlalu banyak kenangan manis yang membuatku tidak pernah bisa menghapus bayangmu dipikiranku. Selalu ada cerita tentang hujan, hujan menjadi penenang , dan kini hujan menjadisaksi aku menangis , dan penyebabnya tentu saja kamu.
Kamu pria yang sedianya (mungkin) menjadi sosok yang begitu berarti untukku tiba-tiba menghilang , pergi entah kemana, tanpa pesan tanpa isyarat. Salahkah aku masih merindukanmu sampai detik ini ? Salahkah jika perasaan ini masih tersimpan rapi untukmu ? Salahkah dulu perasaan yang berawal biasa namun perlahan menjelma menjadi satu rasa yang sulit aku definisikan sendiri ? Aku mencintaimu tanpa kamu tahu , aku menyayangimu tanpa kamu sadari. Perasaan itu bukan lagi sekedar teman biasa , namun lebih dari teman biasa,salahkah ?
Hujan di sepotong senja kali ini , benar-benar mengingatkanku pada rasa kehilangan. kehilangan yang terlalu dalam , bagaimana tidak ? aku harus rela kehilangan kamu ! Aku hanya bisa menangis, aku hanya mampu merapal dan memelukmu lewat doa. Perlahan hujan mulai reda , aku mulai beranjak dari tempatku berdiri, hujan kali ini terlalu deras , aku kedinginan. apa kamu disana kedinginan ? Ah sudahlah , begini saja . Besok sebelum aku kembalu ke kota asalku , aku janji akan menemuimu. membersihkan rumput dan ilalang liar yang mulai menjamah nisanmu. kamu tentu tahu alasanku , aku merindukanmu.

Dewi Putri Lestari :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar