YOU ONLY LIFE ONCE

Minggu, 28 Juli 2013

Sebuah Janji dan Perjuangan untuk Ayah

Hallooo ayah lagi lagi tulisanku untukmu yah , aku jarang menulis untuk ibuk bukan berarti aku tidak sayang dengan beliau. Aku selalu menyayangi kalian semua , Ayah,Ibuk,Mbak ami,agung, dan mbak nani (kaka sepupu yang sudah sperti kakaku sendiri). Tapi karena aku bukan tipe anak yang dapat mengutarakan rasa sayangku secara langsung terhadap ayah. Ayah , sosok pria pahlawan yang mengajarkan aku sebuah kesedarhanaan dan hidup bersahaja. Ayah tidak pernah mengajarkanku untuk menghamburkan segala hasil kerja keras yang telah diraihnya, aku tahu sebenarnya ayah mampu memberikan apa saja yang aku inginkan, tapi ayah selalu mengajarkanku untuk selalu hidup sederhana , tak perlu bermewah-mewah , tapi ayah selalu loyal dengan yang namanya "pendidikan" , semahal apapun asalkan itu bisa memberikan fasilitas yang terbaik dan anak-anak ayah bisa berprestasi ayah pasti akan berikan , ayah akan usahakan.
Ayah , masih jelas terbayang tepat 1 tahun lalu saat namuku ada dalam deretan mahasiswa tempat sekarang aku menimba ilmu kau selalu berpesan , hati-hati disana ya , belajar yang serius , biar bisa cumlaude.
Cumlaude ? ah iya itu keinginan semua orang ayah tanpa terkecuali aku. Aku tahu ayah sangat menginginkannya dan sejauh ini alhamdulillah aku masih bisa mencapai target itu dengan usahaku sendiri. Ayah tidak perah terlalu memaksakan kalau aku harus memenuhi target itu , tapi justru hal itu yang membuatku harus belajar lebih keras. Tanpa paksaan ayah , aku tersadar aku harus melakukan dan memberikan yang terbaik yang aku bisa. 
Percakapan kita mungkin terkadang kikuk yah , seperti layaknya seorang remaja yang baru pertama kali bertemu, tapi ayah juga sering memperlihatkan sisi humornya. Ayah , yang terkadang untuk berbicara ditefon denganku saja menolak dan berpesan pada ibu untuk menyampaikannya padaku , aku selalu menyayangimu priaku. Pria yang tidak akan pernah menyakitiku , selalu menjagaku , yang suatu saat harus melepasku untuk pria di masa depan sana.
Kini rambutmu yang dulu hitam sekarang mulai memutih dimakan zaman, masa tugasmupun kini hampir purna. Dari percakapan-percakapan kita yang sangat singkat namun penuh makna bagiku itu adalah sebuah kekuatan, kekuatan untuk terus bertahan disini. Kekuatan yang membantuku melewati segala ujian , tanpa terkecuali ujian hidup. Aku selalu berjanji pada diriku sendiri , kelak saatnya tiba , segala target yang aku susun rapi sejak awal menjejakkan langkahku disini harus terpenuhi , harus tepat. Aku tahu keinginan terbesarmu padaku adalah mendampingi aku saat aku wisuda dengan selempang kebanggaan melekat pada diriku. Ayah yang sehat yah ? nanti ayah foto sama adek yang udah pake selempang itu, ayah maukan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar