Ada beberapa kisah yang memang harus berakhir tanpa akhir.
Ada beberapa rasa yang memang lebih baik hanya dibiarkan begitu saja, menguap di tengah jalan.
Dua orang yang sama-sama merasa nyaman namun tak pernah tahu harus berjalan kemana.
Seperti aku, yang membiarkan rasa nyaman terhadapmu ini lama bersarang pada hatiku.
Seperti kamu, yang berusaha menahan segala rasa nyamanmu agar tak terlalu dalam jatuh menuju hatiku.
Seperti aku, yang membiarkan rasa nyaman terhadapmu ini lama bersarang pada hatiku.
Seperti kamu, yang berusaha menahan segala rasa nyamanmu agar tak terlalu dalam jatuh menuju hatiku.
Entah ini apa namanya..
Yang jelas saat ini aku enggan beranjak disisimu
Aku masih ingin terus disampingmu, menemanimu, dan menguatkanmu saat kamu lemah.
Kamu pun tidak pernah menepis segala rasa dariku
Kamu pun tidak pernah menepis segala rasa dariku
Kamu pun seolah meruntuhkan tembok pembatas rasa yang kamu bangun sendiri.
Seperti aku, seperti kamu..
Bahwa aku dan kamu tak memiliki titik temu yang pasti
Bahwa aku dan kamu tak memiliki titik temu yang pasti
Titik temu dari ribuan kilometer yang selalu membentang tanpa bisa ditentang
Tapi aku menikmatinya, entah aku tidak tahu kamu menikmatinya atau tidak
Lalu, aku bertanya pada diriku sendiri..
Mau sampai kapan seperti ?
Entahlah, hanya waktu yang punya jawabannya
Mau sampai kapan seperti ?
Entahlah, hanya waktu yang punya jawabannya
Bahwa saat ini aku ingin tetap seperti ini, berada disisi ternyamanku, bersamamu
Bohong jika aku berkata aku tak punya harapan tentangmu
Munafik jika aku mengatakan bahwa aku tidak menyimpan rasa untukmu
Bila esok kamu menemukan aksara-aksaramu, cukuplah aku turut berbahagia
atas nama teman yang pernah memiliki rasa padamu, yang rasa itu
dibiarkan menguap begitu saja..
Tapi tenang saja, aku akan lebih keras dan lebih sering untuk me-lobby Tuhan agar nama yang tercatat sebagai bangku kananku adalah kamu :)
Dewi Putri Lestari.
Dewi Putri Lestari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar