YOU ONLY LIFE ONCE

Minggu, 28 Juli 2013

Sebuah Janji dan Perjuangan untuk Ayah

Hallooo ayah lagi lagi tulisanku untukmu yah , aku jarang menulis untuk ibuk bukan berarti aku tidak sayang dengan beliau. Aku selalu menyayangi kalian semua , Ayah,Ibuk,Mbak ami,agung, dan mbak nani (kaka sepupu yang sudah sperti kakaku sendiri). Tapi karena aku bukan tipe anak yang dapat mengutarakan rasa sayangku secara langsung terhadap ayah. Ayah , sosok pria pahlawan yang mengajarkan aku sebuah kesedarhanaan dan hidup bersahaja. Ayah tidak pernah mengajarkanku untuk menghamburkan segala hasil kerja keras yang telah diraihnya, aku tahu sebenarnya ayah mampu memberikan apa saja yang aku inginkan, tapi ayah selalu mengajarkanku untuk selalu hidup sederhana , tak perlu bermewah-mewah , tapi ayah selalu loyal dengan yang namanya "pendidikan" , semahal apapun asalkan itu bisa memberikan fasilitas yang terbaik dan anak-anak ayah bisa berprestasi ayah pasti akan berikan , ayah akan usahakan.
Ayah , masih jelas terbayang tepat 1 tahun lalu saat namuku ada dalam deretan mahasiswa tempat sekarang aku menimba ilmu kau selalu berpesan , hati-hati disana ya , belajar yang serius , biar bisa cumlaude.
Cumlaude ? ah iya itu keinginan semua orang ayah tanpa terkecuali aku. Aku tahu ayah sangat menginginkannya dan sejauh ini alhamdulillah aku masih bisa mencapai target itu dengan usahaku sendiri. Ayah tidak perah terlalu memaksakan kalau aku harus memenuhi target itu , tapi justru hal itu yang membuatku harus belajar lebih keras. Tanpa paksaan ayah , aku tersadar aku harus melakukan dan memberikan yang terbaik yang aku bisa. 
Percakapan kita mungkin terkadang kikuk yah , seperti layaknya seorang remaja yang baru pertama kali bertemu, tapi ayah juga sering memperlihatkan sisi humornya. Ayah , yang terkadang untuk berbicara ditefon denganku saja menolak dan berpesan pada ibu untuk menyampaikannya padaku , aku selalu menyayangimu priaku. Pria yang tidak akan pernah menyakitiku , selalu menjagaku , yang suatu saat harus melepasku untuk pria di masa depan sana.
Kini rambutmu yang dulu hitam sekarang mulai memutih dimakan zaman, masa tugasmupun kini hampir purna. Dari percakapan-percakapan kita yang sangat singkat namun penuh makna bagiku itu adalah sebuah kekuatan, kekuatan untuk terus bertahan disini. Kekuatan yang membantuku melewati segala ujian , tanpa terkecuali ujian hidup. Aku selalu berjanji pada diriku sendiri , kelak saatnya tiba , segala target yang aku susun rapi sejak awal menjejakkan langkahku disini harus terpenuhi , harus tepat. Aku tahu keinginan terbesarmu padaku adalah mendampingi aku saat aku wisuda dengan selempang kebanggaan melekat pada diriku. Ayah yang sehat yah ? nanti ayah foto sama adek yang udah pake selempang itu, ayah maukan ?

Sabtu, 27 Juli 2013

Finding You (Part 1)

Kamu tahu rasanya harus mondar mandir sendirian tanpa ada yang membantu meringankan?
melakukan segala sesuatunya sendiri , sampai kurasakan lututku lemas persis seperti mau copot. ya melakukan sesuatu yang sebenarnya diluar kemauan kita namun harus tetap dijalankan itulah yang kadang kusebut sebuah kewajiban. Aku bersandar pada dinding di sebuah ruangan berukuran sedang yang biasanya digunakan rapat. Aku menghela napas , kurasakan rasa lelah yang luar bisa. Sejeak aku termenung , rasa sakit yang hampir seharian ini lenyap entah kemana, tiba-tiba kembali menyeruak. Ah sudahlah aku sudah tak ingin memikirkannya lagi. Tiba-tiba seorang pria mengangetkanku , "Hey kamu gapapa kin?" . Aku sedikit terkejut dan aku yakin dia tahu dari raut wajahku dan mataku yang stengah melotot . "Oh kamu Mo ,aku kira siapa ngagetin aku aja sih" jawabku sambil agak bersunggut. "Hahaha salahnya sih pake ngelamun gitu, gausah galau kali Kin" lalu pria itu pergi ngeloyor meninggalkan aku kembali bersama kesepian.
Aku meluruskan kakiku , aku galau ? ah entu saja tidak aku kan kuat,belaku dalam hati. Hari mulai senja , mataharipun sepertinya akan pulang dari tempat ia bertugas sekarang , mulai kukayuh sepedaku menyusuri jalan kampus sampai ke asramaku. Tiba-tiba dijalan aku melihat seseorang. seseorang yang dulu pernah menjadi tawaku , tangisku , tapi tak sempat kumiliki. Dia yang pernah menjadi angan dalam otakku. Aku tergelak memerhatikan pria itu , pria yang tidak terlalu tinggi namun lebi tinggi dariku, dengan rambut 'jabrik' khasnya yang selalu tertata rapi , dan matanya . Ah dia masih sama seperti dulu, sama seperti saat kita masih sehangat dulu.
Aku berusaha mengabaikan keinginanku untuk melihatnya sekali lagi, tapi tetap saja aku berusaha mencuri-curi sosoknya dari kejauhan. Kapan kita bisa bercakap lagi ? kapan kita bisa menaklukan alam bersama lagi ? ah sepertinya semuanya tak mungkin. kamu sudah jauh berbeda , kamu bukan Aryo yang aku kenal seperti dulu lagi.
Keesokan harinya , aku sudah lupa akan kejadian kemarin yang hampir membuat jantungku mencuat keluar. Kukira hari ini akan baik-baik saja , ternyata aku kembali bertemu dengan sosoknya . Aku berusaha pura-pura tak melihatnya dan berusaha mencari jalan lain. Tapi ternyata dia telah melihatku duluan.
"Kintaaaa" panggil seseorang dengan suara sedikit berteriak.
"duh mati aku , aku harus bagaimana" gumamku dalam hati.
Kubalikkan badanku , aku melihat sosok itu tersenyum dan melambaikan tangannya padaku . DEG! jantungku rasanya berpacu lebih cepat dari biasanya.
Aku membalas senyumannya , tapi mulutku rasanya sulit untuk mengucapkan sesuatu, aky gugup. Semoga saja dia tidak merasakan perubahan wajahku yang kini kurasakan pasti seperti kepiting rebus. Pria itu menuju kearahku , langkah kakinya yang panjang seolah-olah membuat napasku semakin tercekat, hanya berapa detik saja dia sudah berada dihadapanku.
Saat mata kami saling beradu, aku merasakan ada yang aneh pada hatiku , apa iya aku masih menyukainya ? buru-buru ku tepis semua pikiranku tentangnya karena kusadari dia sudah memerhatikan wajahku yang tampak kebingungan. 
"Hey kamu kenapa ? kaya liat hantu aja"
"Eh enggak kok , aku ,, aku lagi agak gak enak badan aja kok yo" wajahku kubuat senormal mungkin.
"Ah yang bener ? dasar gagang pintu jangan suka ngelamun nanti ayam tetangga pada tewas loh" seketika tawanya pun mulai terdengar. "Ih aryo apaan sih , kamu tuh sukanya bully aku terus awas ya kamu lain kali" balasku sambil manyun. "Haha dasar dedek kecil ini manjaa ya , jangan manyun terus nanti bibirnya lepas loh" kini tawanya semakin keras. Aku pun mengeluarkan jurus andalanku ketika ia meledekku,pura-pura ngambek. Ya pura-pura ? sebenarnya aku sangat menyukai saat seperti ini , saat Aryo menggodaku dengan ledekannya yang kadang kelewatan juga, tapi aku senang karena setelah beberapa bulan kami tidak bertemu dia tetap bersikap hangat padaku. Aku pikir dia akan mencoretku dari daftar temannya karena kejadian waktu itu. Kejadian yang seharusnya tidak melibatkan dirinya dalam masalahku,aku merasa tak enak hati. Ya , dan setelah kejadian itu spertinya dia menjaga jarak denganku, tapi hari ini kita dipertemukan lagi tanpa aku duga sama sekali, ini pasti ada andil dari Tuhan bukan ?

*bersambung*

Dewi Putri Letari :)

Sabtu, 20 Juli 2013

Sebulan setelah pertemuan (terakhir) "kita"

Tidak disangka sudah tepat sebulan setelah pertemuan kita , tepat saat kamu memilih untuk mundur dari zona yang entah aku sendiri saja tidak tahu apa sebenarnya ini. Aku dan kamu memilih untuk saling menjauh , bukan aku yang lebih dulu tapi kamu, aku hanya mengimbangimu saja. Pertemuan awal kita memang cukup singkat namun entah magis apa yang membawaku kedalam sudut hatimu. Sudut yang siap aku masuki namun sepertinya aku kesulitan. Ruang itu masih berisi seseorang , ya dia masa lalu mu. kamu begitu naif untuk berkata bahwa kamu sudah tak mencintainya lagi. apakah semudah itu ? atau semudah sikapmu yang mampu menghipnotis aku , membuat letupan-letupan kecil dihatiku dan rekahan senyum saat kita saling bertatap ?

Aku sudah bosan dengan mataku yang bengkak karena menangis , bosanmelamun karena disakiti dan bosan saat harus terus menerus menunggu sesuatu yang (mungkin) abu-abu. Kehadiranmu yang begitu singkat , begitu nyata hadir dalam benakku.Dalam sekejap kau membuatku lupa akan rasa sedih dan tangis.Apalagi ketika kamu berjanji untuk selalu berada disisiku, menyayangiku dan menguatkanku, entah sihir apa yang dalam sekejap mampu menumbuhkan rasa percaya terhadapmu. Dan diam-diam aku menyukaimu.

Kebersamaan aku dan kamu masih terus berlanjut sampai seseorang di masa lalumu kembali hadir dihadapanmu. Aku sudah mencoba bersikap biasa , ya biasa . layaknya teman biasa seperti anggapanmu. Kamu yang sedianya selalu memperhatikan aku , perlahan perhatianmu mulai tak hangat lagi bahkan dingin. Sayangnya , ketika aku mulai mempercayaimu ,bahwa kau datang sebagai seseorang yang berbeda dengan (dia) , nyatanya sama saja . Kau begitu manis , begitu memesona , aku sangat menyukai saat mata kita saling beradu dan memulai percakapan manis itu. kita semakin dekat , sedekat dan sehangat percakapan-percakapan kecil kita sekalipun di ujung telepon.

Suara khas mu mengalir dan menggema di pikiranku , otakku tak pernah berhenti walau sedetik untuk terus meresonansikan sosokmu . Aku menyukaimu secara sembunyi-sembunyi , karena aku takut kalau keterusteranganku akan merusak pertemanan kita. Aku berusaha mengunci rapat rasa ini dan berusa bersikap sewajar mungkin didepanmu.

Tapi aku tahu , kamu masih menginginkannya. Bukan, bukan masalalu mu tapi dia yang mengisi hatimu jauh sebelum perkenalan kita. Aku mengetahuinya tanpa kamu beri tahu. maaf aku terlalu lancang untuk ingin tahu segala tentangmu, ah kupikir aku juga tidak terlalu salah , bukankah kamu juga yang memperlakukan aku secara lebih istimewa dibanding teman wanita mu yang lain ? . Kau tahu kondisiku sebulan setelah kamu memutuskan untuk memberi jarak pada hubungan kita yang hanya berlabel "Teman" ini ?

Ah entahlaah , Masih jelas kenangan kita sebulan yang lalu , saat luka berubah menjadi bahagia,tapi sebulan lalu juga bahagia itu mulai menghilang. yang jelas kamu pernah berjanji akan selalu bersamaku , berjanji untuk tetap bertahan disini bersamaku. Nyatanya ? kini kamu lebih memilih pergi , saat aku sedang sayang-sayangnya kepadamu.


Dewi Putri Lestari :)

Jumat, 19 Juli 2013

Jingga dan Hujan

Kurasakan penatnya hariku akhir-akhir ini , setibanya di apartemen langsung kurebahkan tubuhku di tempat tidur. Aku menghela nafas , sembari melihat sekeliling kamarku yang sedikit berantakan. rasanya aku butuh udara segar untuk menghilangkan sejenak kepenatan ini.

Atap apartemen,agak mendung

Di tempat ini biasanya aku menghabiskan waktu luangku. aku senang berada disini , disini nyaman,tenang,dan anginnya sepoi-sepoi. Aku menerawang jauh ke langit yang mulai beralih jingga. Jingga membiaskan cerita lalu yang sekali lagi memaksaku membuka buku lama.
Harus dimana lagi aku menemukan sosok sepertimu ? Pria bertubuh ideal , dengan kulit sawo matang dan tatapan mata yang seakan siap untuk menusuk jantungku. Harus dimana lagi aku mencari sosokmu ? sementara kini yang kutemui , jauh bertolak belakang dengan mu. Semua impuls di otakku memaksaku kembali pada kenangan itu , kamu terlalu baik , jauh lebih baik dari mereka yang kini mewarnai hidupku.
Harus aku cari dimana lagi sosok sepertimu ? yang mampu membunuh amarahku, yang mampu membangkitkan dan menyembuhkan laraku. Tapi kamu terlalu tega , ya tega.
Tak terasa aliran hangat mulai mengalir disudut gelap mataku. Kini mulai kurasakan rintik-rintik air mulai membasahi wajahku. Aku menengadah , oh ini gerimis ,ujarku dalam hati.Gerimis? bukankah kita dulu sama-sama menyukai gerimis ? merenda masa depan saat gerimis, mereka pula saksi bisu saat kamu menghilang. ah sekali lagi kutepis pikiranku yang melayang kembali pada sosokmu.
Perlahan rintikan kecil itu berubah menjadi besar , ini hujan!
Namun aku tak bergeming , tak bergeser sedikitpun dari tempatku berdiri. 
Dan ternyata , hujan masih menjadi peran antagonis buatku. hujan kembali menghajarku dengan hebatnya atas segala kenangan tentangmu , terlalu banyak kenangan manis yang membuatku tidak pernah bisa menghapus bayangmu dipikiranku. Selalu ada cerita tentang hujan, hujan menjadi penenang , dan kini hujan menjadisaksi aku menangis , dan penyebabnya tentu saja kamu.
Kamu pria yang sedianya (mungkin) menjadi sosok yang begitu berarti untukku tiba-tiba menghilang , pergi entah kemana, tanpa pesan tanpa isyarat. Salahkah aku masih merindukanmu sampai detik ini ? Salahkah jika perasaan ini masih tersimpan rapi untukmu ? Salahkah dulu perasaan yang berawal biasa namun perlahan menjelma menjadi satu rasa yang sulit aku definisikan sendiri ? Aku mencintaimu tanpa kamu tahu , aku menyayangimu tanpa kamu sadari. Perasaan itu bukan lagi sekedar teman biasa , namun lebih dari teman biasa,salahkah ?
Hujan di sepotong senja kali ini , benar-benar mengingatkanku pada rasa kehilangan. kehilangan yang terlalu dalam , bagaimana tidak ? aku harus rela kehilangan kamu ! Aku hanya bisa menangis, aku hanya mampu merapal dan memelukmu lewat doa. Perlahan hujan mulai reda , aku mulai beranjak dari tempatku berdiri, hujan kali ini terlalu deras , aku kedinginan. apa kamu disana kedinginan ? Ah sudahlah , begini saja . Besok sebelum aku kembalu ke kota asalku , aku janji akan menemuimu. membersihkan rumput dan ilalang liar yang mulai menjamah nisanmu. kamu tentu tahu alasanku , aku merindukanmu.

Dewi Putri Lestari :)

Jumat, 05 Juli 2013

Surat Untuk Hati

Hallo kamu , apakabarmu ? semoga kamu baik-baik saja ya hati ?
Aku tahu kamu akhir-akhir ini kamu terlalu lelah menghadapi semua yang terjadi padaku. Kamu sahabatku yang paling setia , terimakasih kamu tidak meninggalkanku setelah aku berusaha jujur dan mengakui semua kebodohanku tentang apapun terhadap siapapun. 
Hati , ku mohon kali ini terakhir kalinya aku meminta kamu untuk tetap kuat , jangan ada hujan disudut gelap itu. Jangan runtuhkan pertahanan berkedok 'tegar' yang aku bangun selama ini. Hati , bukan maksudku aku menyalahkanmu, aku menyalahkan diriku sendiri , kamu tak bersalah , sehingga aku kehilangan semua 'paket kebahagiaan'ku , kamu tahu kan paket bahagiaku apa saja ? tak perlu aku sebutkan.Aku telah kehilangannya satu demi satu , dan itu karena kebodohanku,semuanya pergi , menghilang , dan menyisakan aku yang menyedihkan ini. 
Hati , apakah semua orang kuat jika berada diposisiku saat ini ? 
Dihujam ujian bertubi-tubi selama sebulan lebih menjelang tahun ke-18 ku , Tuhan mungkin terlalu menyayangiku, Tuhan tidak mau melihat aku menjadi manusia yang merugi,itu sebabnya mungkin aku sedang ditampar bahkan dihajar oleh-Nya. Mungkin aku terlalu terlena dengan dunia yang Engkau ciptakan, aku sangat percaya Engkau masih sangat menyayangiku , semua masalah ini kau tujukan untukku , dan aku harus menghadapinya sendiri. ya sendiri Tuhan. Harus dengan cara apalagi ketika kesabaranku terus diuji, dan ujianMu semakin bertambah ? mungkin aku sedang Kau celupkan kedalam kuali panas yang jika aku lulus kau akan memberikanku sesuatu yang jauh lebih indah bukan ?
Dan dan satu lagi , sudah cukup berat aku menjalani semuanya sendirian , Kau tahu aku kan ? aku manusia dengan kesabaran yang minim , aku tahu caraMu ini supaya aku bisa lebih mengupgrade diriku dan meng-unlimited-kan kesabaranku, tapi malam ini aku menyerah Tuhan , aku terlalu lelah Tuhan. Terlalu lelah untuk berusaha berpura-pura tersenyum ,bersembunyi dibalik topeng 'tegar' ketika semua caci maki menhujaniku setelah pengakuan atas segala kebodohanku. salahkah aku mengakui semuanya ?
Aku memang sekarang tak punya siapapun , aku hanya punya kamu hati dan tentunya Tuhan. Aku masih berusaha untuk berdiri lagi setelah terjatuh , aku mulai melangkahkan kaki dengan gontai. Perlahan , namun aku masih belum bisa berjalan sempurna seperti sedia kala, aku terus berusaha berjalan meskipun terseok-seok , tak ada seorangpun yang benar-benar peduli terhadap keadaanku dan keadaanmu hati, tapi aku tak menyalahkan siapapun. Yang aku tahu kini tugasku adalah berdiri lagi , kembali berlari. Aku tak pernah berharap semua akan kembali seperti dulu , karena sesuatu yang telah terjadi tidak akan pernah dapat kembali bahkan terulang lagi. Sekarang tak ada gunanya aku menyesali semua kesalahan dan apapun yang telah terjadi, memperbaiki diriku jauh lebih penting dibanding apapun , aku sudah tah tak peduli lagi orang mau berkata apa tentang diriku . Aku tahu umur manusia itu hanya Tuhan yang tahu, jadi tidak ada kata nanti untuk meng-upgrade-kan diri tapi sekarang, yes it's show time!
Aku sudah tak mementingkan lagi bagaimana aku di mata manusia , sekarang jauh lebih penting bagaimana aku dimata Mu , Tuhan.
Dan untukmu Hati , aku menyayangimu,mencintaimu dengan sangat. selalu bersamaku ya, melangkahkan kaki di dunia yang semakin rumit , rekahkan lengkungan yang meluruskan hati :)`

Sudut gelap , hujan
Dewi Putri Lestari :)

Rabu, 03 Juli 2013

Senja dan Kamu (Part 1 : Surat Untuk Rio)

Matahari mulai turun dari peraduannya , jingga kini mewarnai atap dari kolong langit ini. Aku masih terus menyusuri gang-gang kecil menuju rumahku. Dengan rasa capek dan kantuk yang tak tertahan karena aktivitas di kampus seharian ini,aku terus berjalan. Biasanya aku membawa si biru (sebutan untuk sepeda motor kesayanganku) , namun hari ini si biru sedang masuk bengkel dan semua keluargaku sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Dengan terpaksa aku berjalan kaki , sebenarnya dengan angkutan umum pun bisa ditempuh , namun rasa malas untuk mengantri di loket trans yang menjadi alasanku lebih memilih jalan kaki. 
Langkahku terhenti ketika melewati sebuah jembatan , aku menepi di salah satu tiangnya. 
Aku terdiam,pandanganku menerawang jauh , teringat akan kenangan beberapa tahun silam. Kenangan bersama seorang sahabat kecil , sahabat yang aku kenal sejak dibangku kanak-kanak sampai enam tahun lalu tiba-tiba dia pergi , pergi tanpa pamit terlebih dahulu padaku. Saat itu aku duduk dibangku SMP. Aku sudah berusaha mencari tahu kemana ia pergi , namun kata tetangganya keluarganya sudah pindah karena dipindah tugaskan keluar kota. Masih jelas terbayang gadis kecil , bermata sayu,berkulit kuning langsat khas perempuan Indonesia,berwajah tirus dengan rambut sepinggang yang selalu digerai dan  disisir rapi , Nadira aku merindukanmu.
Aku menghela nafas panjang teringat semua kenangan bersama Nadira. Pandanganku lalu tertuju pada sebuah taman bermain yang berada di bawah jembatan, disisi kiri sebuah sungai. Dulu,waktu luangku,ku habiskan bermain disana bersama teman-teman tidak terkecuali Nadira. Aku masih terdiam ketika sayup-sayup mulai terdengar Adzan Maghrib. Aku kaget , ternyata sedari tadi aku mematung di tepi jembatan , orang-orang yang lalu lalang silih berganti memandangi aku dengan tatapan yang mereka mungkin berkata "sedang apa orang ini?". Cepat-cepat aku lanjutkan perjalananku.
Setibanya di rumah , aku langsung membersihkan diri , makan malam bersama keluarga. Setelah selesai semuanya , aku ijin pamit beristirahat duluan karena kurasakan badanku sudah minta dimanja.
Aku menghempaskan tubuhku di tempat tidurku. Kemudian mataku tak sengaja menangkap sebuah kotak dibawah meja belajarku, "wah kotak apa itu ?" gumamku dalm hati sembari mengingat-ingat apa isi kotak tersebut. Karena penasaran , aku pun bangkit dan meraih kotak berwarna cokelat susu itu , kubersihkan debu yang menutupi bagian atas kotak itu. Aku tertegun ketika melihat tulisan dibagian atas kotak tersebut, bertuliskan ,
 Ini untuk kamu rio , semoga kamu selalu ingat aku , dan semoga suatu hari aku bisa ketemu lagi sama kamu.
aku mengayangi mu - Nadira Adriana

Aku masih tertegun melihat itu , kapan aku mendapatkan kotak ini , memangnya kapan Dira ngasih ini buat aku ? tanyaku dalam hati. Segera aku buka isi kotak itu. Didalamnya berisi foto kami ketika masih kanak-kanak , aku ingat foto itu diambil ketika ada festival budaya di Kota kami waktu itu. Aku mengenakan Beskap lengkap dengan Blankon berpasangan dengan Dira, ia terlihat sangat manis mengenakan baju adat jawa , pipinya yang masih chubby terlihat sangat menggemaskan, aku tersenyum melihat potret itu. Kotak itu berisi beberapa potret , mainan tradisional yang dulu sering aku mainkan bersama Dira, dibawah tumpukan mainan itu aku menemukan sebuah amplop berwarna peach yang mulai menguning dimakan usia , kuraih amplop itu dan langsung membukanya , isinya sebuah surat dari Dira. 

Dear Rio 

Hai Rio , mungkin pas kamu baca surat ini aku udah enggak ada di kota ini lagi. Aku terpaksa ikut papah pindah tugas ke Palangkaraya io. aku sebenarnya pengen tetep di Yogya , tapi papah sama mamahku tetep nyuruh aku ikut pindah , tapi Kak Naya sama Kak Dito mereka tetep di Bandung kan pindah kuliah ga segampan pindah sekolah kaya aku ya hihi.
Rio , aku pasti bakal kangen banget sama kamu . aku gak tahu berapa lama aku di Palangkaraya , tapi semoga suatu hari nanti kita bakalan ketemu lagi ^_^


Dira

Selesai membaca surat itu , ada rasa hangat yang menyelimuti hatiku , ada perasaan bersalah juga. Ternyata selama ini dugaanku salah besar. Dira gak ninggalin aku gitu aja , tapi Dira ninggalin kotak ini buat aku, tapi kapan dia ngasih ini ke aku ? aku gapernah menerimanya , aku masih terus mengingat-ingatnya.
Ah aku ingat, waktu Dira pindah aku kan lagi camping , terus pulang-pulang denger kabar Dira udah pindah. Ternyata selama ini aku yang salah paham, "maafin aku dir" gumamku lirih.
Rasanya aku sangat merasa bersalah atas semua prasangkaku terhadap Dira selama ini , dia ternyata tidak meninggalkanku begitu saja, aku harus mencarinya , tapi dimana aku harus mencarinya ? tidak ada kontaknya yang aku miliki , ah aku ingat, mbok inah dan mang karta , ya mereka penjaga rumah yang dulu sempat didiami oleh Dira bersama keluarganya. Ada rasa lega menyelimuti hatiku , rasanya aku ingin segera esok dan ku harap besok kabar baik yang aku dapati. Lebih baik aku sekarang bergegas tidur.

Bersambung