Kamu tahu rasanya harus mondar mandir sendirian tanpa ada yang membantu meringankan?
melakukan segala sesuatunya sendiri , sampai kurasakan lututku lemas persis seperti mau copot. ya melakukan sesuatu yang sebenarnya diluar kemauan kita namun harus tetap dijalankan itulah yang kadang kusebut sebuah kewajiban. Aku bersandar pada dinding di sebuah ruangan berukuran sedang yang biasanya digunakan rapat. Aku menghela napas , kurasakan rasa lelah yang luar bisa. Sejeak aku termenung , rasa sakit yang hampir seharian ini lenyap entah kemana, tiba-tiba kembali menyeruak. Ah sudahlah aku sudah tak ingin memikirkannya lagi. Tiba-tiba seorang pria mengangetkanku , "Hey kamu gapapa kin?" . Aku sedikit terkejut dan aku yakin dia tahu dari raut wajahku dan mataku yang stengah melotot . "Oh kamu Mo ,aku kira siapa ngagetin aku aja sih" jawabku sambil agak bersunggut. "Hahaha salahnya sih pake ngelamun gitu, gausah galau kali Kin" lalu pria itu pergi ngeloyor meninggalkan aku kembali bersama kesepian.
Aku meluruskan kakiku , aku galau ? ah entu saja tidak aku kan kuat,belaku dalam hati. Hari mulai senja , mataharipun sepertinya akan pulang dari tempat ia bertugas sekarang , mulai kukayuh sepedaku menyusuri jalan kampus sampai ke asramaku. Tiba-tiba dijalan aku melihat seseorang. seseorang yang dulu pernah menjadi tawaku , tangisku , tapi tak sempat kumiliki. Dia yang pernah menjadi angan dalam otakku. Aku tergelak memerhatikan pria itu , pria yang tidak terlalu tinggi namun lebi tinggi dariku, dengan rambut 'jabrik' khasnya yang selalu tertata rapi , dan matanya . Ah dia masih sama seperti dulu, sama seperti saat kita masih sehangat dulu.
Aku berusaha mengabaikan keinginanku untuk melihatnya sekali lagi, tapi tetap saja aku berusaha mencuri-curi sosoknya dari kejauhan. Kapan kita bisa bercakap lagi ? kapan kita bisa menaklukan alam bersama lagi ? ah sepertinya semuanya tak mungkin. kamu sudah jauh berbeda , kamu bukan Aryo yang aku kenal seperti dulu lagi.
Keesokan harinya , aku sudah lupa akan kejadian kemarin yang hampir membuat jantungku mencuat keluar. Kukira hari ini akan baik-baik saja , ternyata aku kembali bertemu dengan sosoknya . Aku berusaha pura-pura tak melihatnya dan berusaha mencari jalan lain. Tapi ternyata dia telah melihatku duluan.
"Kintaaaa" panggil seseorang dengan suara sedikit berteriak.
"duh mati aku , aku harus bagaimana" gumamku dalam hati.
Kubalikkan badanku , aku melihat sosok itu tersenyum dan melambaikan tangannya padaku . DEG! jantungku rasanya berpacu lebih cepat dari biasanya.
Aku membalas senyumannya , tapi mulutku rasanya sulit untuk mengucapkan sesuatu, aky gugup. Semoga saja dia tidak merasakan perubahan wajahku yang kini kurasakan pasti seperti kepiting rebus. Pria itu menuju kearahku , langkah kakinya yang panjang seolah-olah membuat napasku semakin tercekat, hanya berapa detik saja dia sudah berada dihadapanku.
Saat mata kami saling beradu, aku merasakan ada yang aneh pada hatiku , apa iya aku masih menyukainya ? buru-buru ku tepis semua pikiranku tentangnya karena kusadari dia sudah memerhatikan wajahku yang tampak kebingungan.
"Hey kamu kenapa ? kaya liat hantu aja"
"Eh enggak kok , aku ,, aku lagi agak gak enak badan aja kok yo" wajahku kubuat senormal mungkin.
"Ah yang bener ? dasar gagang pintu jangan suka ngelamun nanti ayam tetangga pada tewas loh" seketika tawanya pun mulai terdengar. "Ih aryo apaan sih , kamu tuh sukanya bully aku terus awas ya kamu lain kali" balasku sambil manyun. "Haha dasar dedek kecil ini manjaa ya , jangan manyun terus nanti bibirnya lepas loh" kini tawanya semakin keras. Aku pun mengeluarkan jurus andalanku ketika ia meledekku,pura-pura ngambek. Ya pura-pura ? sebenarnya aku sangat menyukai saat seperti ini , saat Aryo menggodaku dengan ledekannya yang kadang kelewatan juga, tapi aku senang karena setelah beberapa bulan kami tidak bertemu dia tetap bersikap hangat padaku. Aku pikir dia akan mencoretku dari daftar temannya karena kejadian waktu itu. Kejadian yang seharusnya tidak melibatkan dirinya dalam masalahku,aku merasa tak enak hati. Ya , dan setelah kejadian itu spertinya dia menjaga jarak denganku, tapi hari ini kita dipertemukan lagi tanpa aku duga sama sekali, ini pasti ada andil dari Tuhan bukan ?
*bersambung*
Dewi Putri Letari :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar