Hujan pertama di awal november kali ini membawa banyak cerita yang ikut larut kedalam memori masa lalu. Aku masih terdiam, menikmati sore yang mulai menjingga.
Pukul 15.53. Ku lihat arloji ku.
Entahlah kenapa pikiranku senang sekali kembali pada ingatan-ingatan lama yang seharusnya tak perlu ku buka lagi.
Apakah ini masalah waktu atau sebuah keyakinan ? Keyakinan untuk melupakan dan tak mengingat lagi.
Sedih kembali merangsak masuk ke dalam denyut nadiku. Aku teringat sosokmu. Sosok yang sekarang lebih memilih mundur dan berhenti berjuang. Sosok yang dulu terasa begitu luar biasa sekarang terasa biasa.
Tuan, apakah kau telah menemukan sosok baru di Kota Hujan itu ?
Apakah kau sudah bahagia bersama kekasih barumu ?
ah tuan maaf pikiranku lancang. Berusaha mengobrak abrik cerita lama yang pernah ada dalam kehidupanku.
Tuan, bila suatu hari kau menggandeng wanitamu di singgasana itu, dan aku hanya mampu memandangmu dalam dimensi yang berbeda, sebagai seorang kawan lama, masihkah kau mau meng-aamiin-i doa-doa baik ku yang ku panjatkan untuk kebahagiaan kalian ?
Tuan , aku tahu kau pria yang hebat dan kuat.
Ijinkan aku sesekali melihat kebelakang dan kembali mengingat rasanya anggur dan mengkudu yang pernah kita lalui. Setelah itu aku akan tersenyum. Aku tahu, aku pernah sekuat itu melalui semuanya.
Kini semua tinggal cerita yang terukir abadi di dalam sanubari. Suatu hari nanti, jika aku sudah menemukan 'bangku kananku' , berdoalah untukku, untuk sebuah kebahagiaan di jalan kita masing-masing.
Arlojiku menunjukan pukul 16.03.
Sepuluh menit berlalu. Sudah cukup aku mengingatmu. Terimakasih telah menjadi bagian cerita cinta yang tak bisa di gambarkan oleh kata.
Aku, wanita di masa lalumu.
Yang sedang berusaha mengepakkan sayapnya kembali.
Dewi Putri Lestari :)