YOU ONLY LIFE ONCE

Sabtu, 04 Juli 2015

Berdamai dengan Diri Sendiri

"Sejelek-jeleknya bercanda adalah yang ngatain fisik orang lain, kayak kamu udah paling sempurna aja".

Kata-kata itu terngiang-ngiang terus di kepala saya, karena saya menjadikan kalimat itu sebagai self reminder. Buat apa ? Ya tentunya untuk mengingatkan saya agar bisa lebih bersyukur, lebih menghormati orang lain, dan tidak menghina ciptaan Tuhan.
Mungkin postingan kali ini akan terasa " sok" baik atau sok sok yang lainnya. Terserah ya. Tapi buat saya pribadi, sejak kecil saya tidak pernah diajarkan untuk memandang kelemahan/kekurangan orang lain sebagai bahan lelucon yang begitu ringan dilontarkan.
Beberapa orang sering bilang sama saya, saya ini terlalu sensitif, pulangnya kurang malam, atau tidak asik untuk di ajak bercanda.
Well, segitu gak ada kah bahan gurauan lain yang lebih pantas dilontarkan tanpa menyakiti hati orang yang lain ?
Segitu rendahnya selera humornya, sampai-sampai ejekan fisik bisa membuat anda tertawa ?
Apa dengan mengejek orang lain anda bisa lebih bahagia dan merasa jauh diatasnya ? ...poor you.
Postingan ini tidak hanya mewakili kata hati saya, tetapi beberapa teman yang juga kurang berkenan dengan hal seperti itu.
"Ih idung lo gede amat, ih badan lo dari dulu cungkring terus, ih mata lo belo amat, ih gendut banget kaya kebo, ih giginya nongol, ih jalannya pincang.. " dan ih ih lainnya yang bikin saya perlahan males dengan tipe orang yang seperti itu.

Sakit hati ? Bagi sebagian orang, IYA.
Tapi untuk saya sendiri, saya berusaha untuk gak marah, gak dipikirin, dan gak diambil hati. Tapi saya gak bisa memungkiri kalau saya kecewa, kecewa dengan orang-orang yang seperti itu.
Tidak apa-apa kalo yang bilang seperti itu adalah versi terbaik tercantik terganteng dari manusia, tapi emang ada yang kayak gitu ? Gak ada.
Kalo kita bisa request sama Tuhan, saya yakin gak ada tuh yang mau diciptakan dengan memiliki kekurangan. Pun udah pasti saya bakal minta jadi yang paling baik, paling cantik, dan gak ada yang menyamai ya. Tapi nyatanya kita hanya makhluk Tuhan yang sudah diciptakan sedemikian rupa, yang udah dianugerahin hati nurani, akal, pikiran supaya bisa nerima dan menjalani hidup versi terbaiknya masing-masing.

Saya cuma males meladeni yang seperti itu. Anggaplah saya ini sensian. Tapi saya cuma pengen liat gak ada lagi yang melontarkan guyon menyakitkan macam itu. Okelah kalau itu sahabat akrab,dll. Tapi yang sering saya temui adalah mereka yang mengatai itu gak akrab-akrab amat, tau luar dalamnya pun tentu tidak.
Ya saya juga masih terus belajar ilmu bersyukur yang kadang suka lupa. Saya masih suka (banget) banyak ngeluh sama keadaan saya, masih suka ngeluh ini itu yang sampai akhirnya saya capek menjadi seseorang yang tidak bersyukur. Saya akhirnya memilih untuk berdamai dengan diri saya sendiri, menerima dan berusaha bersyukur dengan apa yang saya sudah miliki selama ini.
Saya mulai bisa menjawab guyon-guyon memyakitkan itu dengan senyuman, tanpa merasa takut dihakimi lagi.
Dan saya lebih memilih untuk tetap percaya diri dengan segala kekurangan saya. Karena bagi saya definisi cantik itu bukan semata keindahan fisik. Tapi juga tentang keindahan atas hati yang ikhlas menerima segala kekurangan yang dimiliki.

Dari dewi putri yang 3 hari lagi mau masuk "kepala dua". Semoga gak pernah putus-putus bersyukur sama Tuhan.

Dewi Putri Lestari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar