YOU ONLY LIFE ONCE

Minggu, 23 Maret 2014

Cerita Cinta Alexa

support pic by google
Indahnya hati dan hari ketika hidup mulai dihinggapi rasa yang membuat segalanya berbunga-bunga. menginjak usianya yang remaja Alexa mulai merasakan getaran aneh didalam hatinya. bukan kali pertama ia merasakan getaran itu. mungkin ini sudah yang keberapa kalinya. namun mungkin hanya sampai tahap yang banyak orang bilang "PDKT" a.k.a pendekatan.
Susah, senangnya masa-masa pendekatan sudah ia rasakan berulang kali. Beberapa pria yang sejatinya akan di amanahi untuk menjaga hatinya , satu persatu mulai pergi, mereka mundur perlahan. ada apa ini ? ada yang salah denganku ? atau memang mereka yang tak begitu berminat terhadapku ?" begitu pikir Alexa.
Ia tidak pernah tahu alasan para pria itu meninggalkannya begitu saja. Meninggalkannya tanpa pesan, meninggalkan kenangan yang melekat dalam angan, dan tentu meninggalkan luka yang masih saja menganga ketika ia mengingatnya.
Ia kini beranjak dewasa, usianya pun hampir menginjak 19 tahun. Tapi , ia selalu merasa sepi, merasa sendiri, meski ia dikelilingi oleh sahabat-sahabatnya.
Dia usianya , memang sangatlah wajar apabila dia menginginkan menjalani hari-hari bersama seorang pria pujaan hatinya. mengembangkan senyuman yang sudah Tuhan anugerahkan. Tapi nyatanya berbanding terbalik.
Wajah cantiknya selalu dihiasi dengan kecemasan, meskipun ia berusaha menutupinya dengan tawa riangnya dan berusaha tidak menunjukannya di sosial media. namun hati wanita siapa yang tahu ?
Dipikirannya masih ada nama yang menghiasi, di hatinya masih ada sosok yang mengisi. 
Pria itu belum sempat Alexa miliki. Dia tiba-tiba menghilang tanpa pesan setelah pertemuan yang sangat canggung kala itu.
Alexa tidak pernah tahu apa alasannya. Ia ingin tahu apa alasannya, tapi sayang ia tidak mempunyai cukup keberanian untuk menanyakannya. Ia takut justru ketika ia bertanya maka tak ada sambutan hangat dari pria itu. tak ada jawaban yang jujur dari pria itu. ia takut, sangat takut ...
Sementara pikirannya yang lain melayang pada sosok yang lainnya. Pria berbeda yang pernah dekat dengannya. Tiba-tiba dadanya semakin sesak . "Iya badanku memang baik saja, tapi hati ini. ia tidak bisa berbohong. sakit sekali.." gumam Alexa.
Tak terasa ada aliran bening mengalir dari sudut gelap matanya.
Impuls di otaknya kembali membuka lembaran luka lama yang sampai saat ini sulit Alexa abaikan.
Ketika sepotong hatinya hancur karna pria yang dulu. Ia putuskan untuk menggantinya dengan yang baru. Ya, dengan hati si pria baru. Tapi sayang, semua angan dan harapannya kembali harus ia kubur dalam-dalam.
Sepotong hati yang baru itu justru pergi meninggalkannya. Pria itu meninggalkan Alexa karna sepotong hatinya masih tertinggal di masa lalunya.
"Lalu aku bisa apa ? menahannya ? itu hanya akan membuatku kelihatan semakin bodoh", ujar Alexa.

Alexa berjalan menyusuri jalanan pulang ke rumahnya siang ini. Teriknya matahari yang membakar kulit sawo matangnya pun ia hiraukan. Pikirannya masih asyik menari pada lembaran lamanya.
Ia sedang berpikir bagaimana caranya mengetahui alasan pria itu meninggalkannya.

Dibelahan bumi yang lain, di sudut kota kecil

Seorang wanita dengan perawakan tinggi 165 cm mengamatinya dari jauh. Ia sangat ingin membantunya. namun ia takut. takut dianggap mencampuri urusan Alexa. Karena ia sadar, tak ada hak untuk mencampuri urusan Alexa, tapi rasa ingin membantunya sangat tinggi.
Akhirnya wanita itu memberanikan dirinya untuk mencari tahu tentang pria itu. ternyata ia mengenalnya.
Dengan segenap keberanian,Wanita itu mengajakPria itu bertemu. Hari itu tiba,  di sebuah kopitiam di sudut kota kecil itu ia pun menyampaikan maksudnya pada pria itu.
Pria itu sangat terkejut ketika mendengar penjelasan dari wanita itu.
Tiba-tiba raut mukanya berubah, wajahnya pun tidak setegak tadi. Pria itu menunduk.
Wanita itu pun dengan sabar dan tenang menanti jawaban pria itu.

"Tidak ada niat sedikitpun untuk bermaksud menyakiti hatinya. tapi ini masalah kenyamanan" ucap Pria itu.

Pria itu melempar pandangannya jauh keluar sembari melanjutkan perkataannya.
"Jauh sebelum aku dekat dengannya, aku terlebih dahulu mengenalnya dan sering bercengkrama dengan Alexa melaluI BBM, ia adalah sosok yang sangat menyenangkan, menggemaskan, dan baik. aku mulai menaruh hati padanya waktu itu. ku beranikan diriku untuk mengajaknya berkencan, ya sekedar jalan-jalan sore duduk di taman sembari menikmati senja tiba."

"Lalu kenapa kau meninggalkannya? bukankah dia gadis baik yang kau sukai ? tanya wanita itu.

"Pertemuan pertama kitalah yang merubah segala kesan dan kagumku terhadapnya. ternyata aku menemui sosok lain dalam pertemuan itu. dia begitu dingin, tak banyak bicara, dan terkesan sangat asing. ia tak sehangat seperti di pesan singkat".

Wanita itu tertegun dan bertanya, "hanya karena itu  saja?"

Pria itu mengangguk pelan. Tiba-tiba dering ponselnyamembuyarkan percakapan serius kami. Dan ia berpamitan karena ada urusan bisnis yang tak bisa ia tinggalkan.

Wanita itu menyusuri peron stasiun, sembari kembali mencerna atas apa yang telah ia dengar tadi.
Semudah itu kah meninggalkan? Atau mungkin memang ia tidak seserius yang kupikir ? lalu bagaimana aku harus menyampaikannya pada Alexa ?
"Kak Tiraaaaa"
Teriakan itu membuyarkan lamunannya. ia menoleh kearah suara itu. Dilihatnya gadis berkulit sawo matang dengan rambut sepinggang menghampirinya.
"Eh kamu lex, tumben disini. habis dari mana ?"
"Tadi dari rumah temen kak, mobl di pake papah jadi aku naik ini deh"
Wanita yang di panggil Kak Tira itu pu hanya mengangguk sembari tersenyum pada Alexa.
Hening terasa beberapa waktu. Tira masih tidak tahu harus bagaimana bersikap di hadapan Alexa. Ia pun bersikap biasa saja, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Tapi ternyata itu percuma, Alexa memperhatikannya sedari tadi.
"Kak Tira kenapa ? kok kayaknya kaget gitu liat aku ?" tanya Alexa.
Tira masih terdiam tak bergeming, sampai pada akhirnya ia memutuskan untuk menceritakannya.
Ia menceritakan semua yang telah ia alami dan ketahui. Mata indah Alexa mulai berkaca-kaca. Bulir-bulir air jatuh di sudut kelopak matanya.Ia memeluk wanita itu, wanita yang diketahui adalah kakak sepupunya.
Tira pun meminta maaf atas kelancangannya , namun Alexa tidak marah. Ia justru berterimakasih atas apa yang telah dilakukan oleh kakak sepupunya itu.

KRL , hujan mulai menghiasi bumi

Gerimis membersamai perjalanan pulang mereka. Alexa hanya terdiam , pandangannya menerawang jauh keluar jendela. Hatinya begitu sakit mengetahui kenyataan yang ada. 
Sesampainya di rumah ia langsung membenamkan tubuhnya di tempat tidur. menangislah ia sejadi-jadinya. 
Kemudian ia bangkit. Ia menatap dirinya di cermin.
"Tidak seharusnya aku menangisi seseorang yang tidak menginginkanku. puaskah kamu membuatku seperti ini?" . lalu ia terduduk lemas di lantai kamarnya. Ia sadar bahwa masalah hati siapapun tidak boleh memaksakan. Ia pun tidak menyalahkan pria itu. 
"mungkin aku yang terlalu berharap" gumamnya.
Seharusnya aku tidak berharap lebih seperti dulu, menuhankan manusia adalah kesalahan terbesar yang pernah aku lakukan. Aku seharusnya berharap pada Tuhan. Kalau sudah seperti ini apa yang bisa aku lakukan selain harus mengikhlaskannya meski berat, harus menutup segala harapanku tentangnya , dan mengubur dalam-dalam asaku untuk dia kembali padaku.
Belum sembuh luka dari sepotong hati baru itu kini ia harus mendapati kenyataan itu. berlebihan mungkin. tapi siapapun yang pernah merasakannya pasti tahu bagaimana rasanya.
Kini ia tak banyak berharap terhadap orang lain untuk menjadi obat penyembuh atas luka ini.
Semua ia pasrahkan pada Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar